1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Upacara Pelantikan "Luar Biasa" Presiden AS Dalam Sejarah

Sarah Hucal
21 Januari 2021

Tidak seperti lumrahnya, Donald Trump tidak menghadiri pelantikan Joe Biden. Tapi itu bukan pertama kalinya terjadi. Inilah beberapa acara pelantikan presiden AS yang "luar biasa".

https://p.dw.com/p/3oEUu
Lyndon B. Johnson diambil sumpah sebagai presiden dalam pesawat, 1963
Lyndon B. Johnson diambil sumpah sebagai presiden dalam pesawat, setelah Presiden Kennedy beberapa jam sebelumnya dibunuh, 22 Agustus 1963Foto: DB/dpa/picture-alliance

"Makna klasik dari upacara pelantikan adalah serah terima kekuasaan dalam upacara damai," kata Jürgen Martschukat, ahli sejarah AS di Universitas Erfurt, Jerman. Memang ketidakhadiran Donald Trump dalam pelantikan Joe Biden adalah kejadian yang "tidak sewajarnya".

Sejak George Washington menjadi presiden pertama Amerika Serikat dan mengucapkan sumpah jabatan pada 30 April 1789, pengalihan kekuasaan kepresidenan hampir selalu dihadiri oleh pendahulu, yang melakukan serah terima kepada presiden yang baru. Tetapi kali ini, Donald Trump lebih dulu meninggalkan ibukota dan kembali ke rumahnya di Florida. Dia sebelumnya juga sudah menyatakan bahwa dia tidak akan hadir.

Tapi hal itu bukan pertama kali terjadi. Thomas Jefferson berjalan ke ruang Senat di Capitol pada 4 Maret 1801 tanpa disertai pendahulunya, hanya diiringi oleh anggota Kongres dan pengawal bersenjata. Dia melakukan sumpah jabatan dalam hitungan menit, sementara band Marinir bermain untuk pertama kalinya, hal yang di kemudian hari mereka lakukan pada setiap pelantikan. Itu adalah pelantikan pertama di ibu kota yang baru saja didirikan, dan pelantikan pertama yang tidak dihadiri presiden pendahulu. John Adams tidak ambil bagian, karena masih kecewa dengan kekalahannya dalam pemilihan.

Filmfestival Berlinale 2019 Berlinale Special | Film Watergate
Presiden Richard Nixon lebih dulu mundur dari jabatannya sebelum dimakzulkan oleh Kongres ASFoto: The Richard Nixon Presidential Library and Museum (National Archives and Records Administration)

Pelantikan presiden baru setelah Kennedy terbunuh

Pelantikan luar biasa lainnya terjadi 22 November 1963. Lyndon B. Johnson diambil sumpahnya sebagai presiden baru di atas pesawat kepresidenan Air Force One di bandar udara Dallas, tepat pukul 14:38 waktu setempat. Dua jam sebelumnya, Presiden John F. Kennedy, yang dulu dianggap sebagai harapan baru Amerika Serikat, ditembak mati ketika berparade.

Pada upacara pelantikan di atas pesawat itu, janda Kennedy, Jacqueline, berdiri di samping Lyndon B. Johnson, dengan kostumnya yang masih penuh dengan bercakan darah suaminya.

Pelantikan Gerald Ford menjadi presiden pada 8 Agustus 1974 juga tidak dihadiri pendahulunya, Richard Nixon. Presiden Nixon ketika itu baru saja mengumumkan pengunduran dirinya lewat pidato yang disiarkan televisi. Nixon memutuskan mundur setelah jelas bahwa Kongres AS akan memulai proses pemakzulannya karena skandal Watergate.

Polarisasi dan perpecahan politik

Tapi tetap saja, ketidakhadiran Donald Trump pada pelantikan Joe Biden akan menjadi catatan tersendiri dalam sejarah. Karena Trump masih tetap merasa bahwa dia yang sebenarnya harus menjadi presiden karena memenangkan pemilu.

Sejarawan Jürgen Martschukat melihat reaksi Donald  Trump sebagai "dampak dari konflik berkepanjangan antara kubu yang berbeda - antara perkotaan dan pedesaan, antara pemenang dan pecundang."

Dia mengatakan, dulu AS juga pernah terpecah belah, yaitu setelah Perang Saudara pada tahun 1869. Ketika itu, Andrew Johnson harus menyerahkan kursi kepresidenan kepada Ulysses Grant, yang memenangkan pemilihan. Namun Andrew Johnson menolak hadir pada acara pelantikan 4 Maret 1869. Sehari sebelumnya dia mengadakan pesta perayaan hari terakhirnya sebagai presiden, lalu pada hari pelantikan dia berkunjung ke rumah seorang sahabatnya. Periode itu memang ditandai dengan perpecahan sengit antara kubu Andrew Johnson dan kubu Ulysses Grant.

Bahwa presiden pendahulu sengaja tidak hadir pada upacara pelantikan presiden yang baru, sejak itu memang dilihat sebagai cerminan yang baik dari perpecahan negara," kata Jürgen Martschukat. Dalam catatan sejarah, Andrew Johnson disebut-sebut sebagai "presiden terburuk Amerika Serikat". (hp/vlz)