1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sekjen PBB Mendukung Pembentukan Negara Palestina

20 Maret 2010

Usai menghadiri pertemuan kuartet Timur Tengah di Moskow, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon bertolak ke Timur Tengah. Tujuannya untuk menyampaikan dukungan dilanjutkannya perundingan perdamaian Israel-Palestina.

https://p.dw.com/p/MYA8
Sekjen PBB Ban Ki-moon
Sekjen PBB Ban Ki-moonFoto: AP

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon memulai rangkaian lawatannya ke kawasan Timur Tengah, hari Sabtu (20/03). Tujuan kunjungannya kali ini adalah membawa pesan dari pertemuan kuartet Timur Tengah, antara lain menyerukan tercapainya kesepakatan perdamaian dengan Palestina sebelum tahun 2012.

Kunjungan dua hari Ban Ki-moon di Tepi Barat Yordan dan Israel ini dimulai di Ramallah. Di ibukota pemerintahan otonomi Palestina tersebut Ban bertemu dengan Perdana Menteri Salam Fayyad.

“Kuartet Timur Tengah menyampaikan pesan yang tegas dan jelas. Kami sangat mendukung upaya Anda dalam membentuk negara Palestina yang merdeka dan berkelanjutan,“ kata Ban Ki-moon kepada Perdana Menteri Salam Fayyad.

Di Ramallah, Ban Ki-moon dan Salam Fayyad meninjau kawasan Tepi Barat yang dijadikan permukiman Yahudi oleh Israel. Palestina ingin menunjukkan bahwa permukiman Yahudi itu menghabiskan lahan yang diinginkan Palestina dalam membangun negaranya.

Perdana menteri pemerintahan otonomi Palestina Salam Fayyad membawa Ban Ki-moon ke puncak sebuah bukit di Tepi Barat Yordan. Dari puncak bukit, kedua tokoh tersebut dapat leluasa memandang ke arah permukiman Yahudi Givat Zeev yang dihuni 11.000 warga. Selain itu, Ban Ki-moon dan Salam Fayyad juga mengunjungi tembok pembatas Israel yang membelah kawasan yang diklaim sebagai lahan Palestina.

Setelah ke Ramallah, Ban Ki-moon dijadwalkan mengunjungi Israel dan Jalur Gaza. Kawasan Jalur Gaza yang dikuasai kelompok Hamas ini sebagian besarnya masih rusak berat akibat invasi Israel tahun lalu.

Hari Jumat (19/03), Kuartet Timur Tengah mengeluarkan pernyataan ambisius di Moskow. Kuartet yang terdiri atas PBB, Uni Eropa, Rusia, dan Amerika Serikat ini bertemu di ibukota Ruia guna membicarakan prospek kelanjutan perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina.

“Kuartet Timur Tengah mendesak pemerintah Israel untuk membekukan semua aktivitas pembangunan permukiman, membongkar semua pos perbatasan yang dibangun sejak Maret 2001 dan menghentikan penghancuran serta pengusiran warga di Yerusalem timur,“ ujar Sekjen PBB Ban Ki-moon di Moskow.

Di Moskow, Kuartet Timur Tengah mendesak Israel dan Palestina untuk melanjutkan pembicaraan mengenai masalah status akhir, yaitu keamanan, garis perbatasan negara Palestina nantinya, nasib pengungsi Palestina dan status Yerusalem. Juga bagaimana mencari kawasan pemukiman dalam waktu 24 bulan.

Ban mengatakan, perjanjian semacam itu akan mengakhiri “pendudukkan yang dimulai tahun 1967 dan menghasilkan pentingnya negara Palestina merdeka, demokratis dan berfungsi baik yang hidup rukun berdampingan dan aman dengan Israel.“

Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman terutama sangat jengkel dengan pemberitaan mengenai Timur Tengah dua tahun terakhir ini.

“Perdamaian tidak dapat diterapkan secara artifisial dan dengan jadwal waktu yang tidak realistis,“ demikian disampaikan Lieberman dalam pidatonya di depan komunitas Yahudi di Brussel, Belgia, baru-baru ini. Ditambahkannya, pernyataan semacam itu hanya akan menodai peluang tercapainya kesepakatan.

Sementara itu juru runding Palestina Saeb Erekat menyambut baik usulan Kuartet Timur Tengah. Erekat juga meminta adanya mekanisme untuk “memastikan Israel menghentikan secara efektif aktivitas permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem timur.“

Sebelum bertemu dengan Ban Ki-moon, Perdana Menteri pemerintahan otonomi Palestina Salam Fayyad mengomentari pernyataan Kuartet Timur Tengah sebagai “progresif, meliputi semua elemen penting yang harus ditangani dalam melanjutkan proses politik.“

LS/GG/ap/afp