1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sekutu Dukung Serangan AS ke Suriah, Iran dan Rusia Mengecam

7 April 2017

Sekutu Washington mendukung serangan rudal AS ke pangkalan udara Suriah sebagai respon atas serangan kimia yang menewaskan sejumlah warga sipil di Suriah. Sebaliknya, Rusia dan Iran mengecam langkah militer AS.

https://p.dw.com/p/2aqLi
Syrien USA Luftangriff auf Militärbasis
Foto: picture-alliance/AP Photo/US Navy/S. Price

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netayahu  menulis di akun twitter-nya pernyataan dukungan atas serangan udara Amerika Serikat yang bereaksi setelah serangan senjata kimia diduga diluncurkan pasukan Suriah terhadap rakyatnya: "Baik secara lisan dan  tindakan, (Trump) mengirim pesan yang kuat dan jelas hari in,i bahwa penggunaan dan penyebaran senjata kimia tidak akan ditoleransi. Israel sepenuhnya mendukung keputusan Presiden AS, Donald Trump."

"Israel berharap langkah ini bukan hanya jadi tamparan bagi aksi mengerikan rezim Presiden Suriah Bashar al Assad dan hanya berefek di Damaskus, melainkan juga di Teheran, Pyongyang dan tempat-tempat lain," tambah Netanyahu.

US fires cruise missiles on Syria – the first reactions

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus menyambut serangan udara AS, dengan mengatakan rezim Assad harus dihukum. "Saya berharap bahwa operasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini akan berkontribusi bagi perdamaian,"  paparnya seperti yang dikutip oleh kantor berita Anadolu.

Sekutu AS lainnya, Arab Saudi memberikan "dukungan penuh" terhadap langkah AS, demikian dilaporkan kantor berita SPA dengan mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri Arab Saudi yang tidak disebutkan namanya. Pejabat itu memuji "keputusan berani Presiden AS Donald Trump dalam menanggapi tindak tanduk rezim di Damaskus terhadap rakyatnya."

Serangan udara AS ke pangkalan udara Suriah
Serangan udara AS ke pangkalan udara SuriahFoto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams

Rusia dan Iran menentang

Di lain pihak, Presiden Rusia Vladimir Putin, menggambarkan serangan udara AS sebagai "agresi terhadap negara berdaulat." Demikian diungkapkan juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov. Kantor berita Rusia Tass, ,mengutip ucapan Peskov, menulis, serangan itu "melanggar norma-norma hukum internasional, dan dilakukan dengan dalih yang dibuat-buat”.

Iran juga mengutuk keras serangan udara AS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghassemi mengatakan, pemerintahan di Teheran menganggap serangan itu "sebagai reaksi  berbahaya, merusak dan bertentangan dengan hukum dan peraturan internasional".

Ghassemi mengatakan lebih lanjut: "Kami mengutuk serangan rudal yang dilakukan pasukan di kapal perang AS ke pangkalan udara Suriah. Kami percaya bahwa operasi semacam ini yang dilakukan sebagai aksi pembalasan atas penggunaan senjata kimia, yang masih diragukan kebenarannya, hanya akan menguntungkan para teroris dan membuat krisis di Suriah lebih rumit serta memperburuk kemungkinan bagi setiap solusi politik."

Seorang diplomat Iran di Kedutaan Besar Iran di Damaskus mengatakan, keluarga diplomat Iran di Suriah belum dipindahkan ke negara lain menyusul serangan AS, demikian situs berita Entekhab melaporkan.

Inggris mendukung penuh AS

"Pemerintah Inggris mendukung penuh tindakan AS, yang kita percaya hal itu merupakan respon yang tepat bagi tindakan barbar dalam menggunakan senjata  kimia yang diluncurkan oleh rezim Suriah," demikian diungkapkan juru bicara pemerintah Inggris.

Menteri Pertahanan Inggris mengatakan serangan militer AS terhadap lapangan udara Suriah dirancang bukan awal dari kampanye militer baru. Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengatakan: "Serangan udara ini dilakukan sangat terbatas yakni hanya pada satu lapangan terbang, kebjiakan itu sepenuhnya tepat, dirancang untuk mencegah rezim Assad melakukan serangan senjata kimia lebih lanjut," kata Fallon di televisi  ITV."

Dalam eskalasi dipicu serangan gas sarin ke daerah yang dikuasai pemberontak., dua kapal perang AS menembakkan puluhan rudal jelajah Tomahawk dari Laut Mediterania ke pangkalan udara militer Assad,.

Kapal penghancur USS Porter di laut Mediterania.
Kapal penghancur USS Porter di laut Mediterania.Foto: picture-alliance/AP Photo/US Navy/F. Williams

Kementerian Pertahanan AS menyebutkan serangan dimulai pukul 04.40 waktu Suriah. Total sebanyak 59 rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal USS Porter dan USS Ross dengan sasaran pesawat, hanggar, gudang penyimpanan amunisi bawah tanah, stasiun bahan bakar, dan sistem pertahanan udara, serta radar di Pangkalan Udara Shayrat, tenggara Homs, Suriah.

Sebelumnya, tudingan terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad sebagai dalang serangan mematikan tersebut disampaikan  AS, Inggris dan Perancis. Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan, "Semua bukti yang sudah saya lihat menunjuk kepada rezim Assad, menggunakan senjata ilegal terhadap warganya sendiri," demikian dikatakan Johnson saat tiba di Brussel untuk menghadiri konferensi Suriah.

Di lain pihak, Rusia menyampaikan skenario berbeda terkait serangan maut itu. Moskow membela mitranya di Damaskus, dengan menyebut "ada data obyektif" dari pengawas udara Rusia, bahwa bahan beracun itu berasal dari gudang persenjataan milik pemberontak yang terkena serangan udara militer Suriah.

Dalam serangan kimia yang terjadi di Khan Sheikhoun, Suriah, puluhan orang tewas termasuk anak-anak. Klan Alyousef adalah yang paling banyak mencatat korban jiwa. Puluah orang  meregang nyawa saat militer Suriah melancarkan serangan udara ke kota kecil di barat laut Suriah itu.

ap/as(rtr/ap/afp/dpa/itv/tass)