1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sendratari Asal Jawa Memukau Publik Internasional

29 April 2019

Berawal dari obrolan, komunitas tari Indonesia di Frankfurt berhasil melahirkan sebuah pementasan seni akbar. Melalui kerangka kisah cinta Galuh Candrakirana dan Inu Kertapati, penonton dibawa keliling Indonesia.

https://p.dw.com/p/3HcsI
Candrakirana
Foto: DW/G. Anggasta

Mengangkat kisah klasik dari tanah Jawa, cerita Candrakirana dan Inu Kertapati yang sudah ada sejak abad ke-12 ini, dikemas dinamis dengan sentuhan jelajah nusantara melalui sendratari Candrakirana karya kelompok tari Pesona Indonesia dan masyarakat Indonesia di Frankfurt am Main dan sekitarnya.

Berlangsung di Internationales Theater Frankfurt pada akhir pekan lalu (28/4), sendratari Candrakirana tampil sebanyak dua kali.

Candrakirana
Tari piring dibawakan oleh anak-anak dan orang dewasaFoto: DW/G. Anggasta

Turut hadir di antara ratusan penonton adalah Konsulat Jendral RI, Toffery Primanda Soetikno. "Tidak sering ada acara pertunjukan seni Indonesia di Frankfurt, dan Frankfurt dikenal sebagai kota internasional. Mewakili KJRI Frankfurt saya ucapkan terima kasih atas pertunjukan yang telah memperkenalkan budaya Indonesia kepada publik Jerman ini,”.

Dalam pertunjukkan yang berlangsung selama dua jam, penonton dimanjakan dengan belasan tarian, baik tarian tradisional maupun modifikasinya. Mulai dari tari Saman dari Aceh, tari Gitek Balen dari Jakarta, tari Gambyong Pareanom dari Jawa Tengah, tari Kijang Kencana dari Bali, tarian suku Dayak hingga tarian khas Papua, semua membuat penonton berdecak kagum.

"Ini adalah sebuah ide yang sangat bagus untuk memperkenalkan Indonesia, dengan mengunjungi setiap pulau dan melihat tariannya,” ungkap Pannabha Chandraramya, Konsulat Jendral Thailand untuk Jerman.

Publik internasional lainnya yang terpukau adalah Kerry Reddington, wakil ketua Foregin Advisory Council untuk Frankfurt am Main: "Saya tidak pernah menyaksikan penampilan seni yang seperti ini. Mata saya sampai berkaca karena penampilan mereka begitu indah”.

Selain latar belakang musik tradisional, sejumlah lagu populer Indonesia turut dilantunkan. Salah satunya dinyanyikan oleh Julio Lasut mahasiswa Indonesia yang berhasil lolos ke ajang X-Factor Germany.

Candrakirana
Tari Saman dan tari Seudati dibawakan sebagai perwakilan dari tarian AcehFoto: DW/G. Anggasta

Emansipasi wanita

Cerita dimulai ketika Candrakirana diusir dari Kerajaan Dhaha karena sang Ayah termakan hasutan Paduka Likud an Galuh Ajeng. Candrakirana pun pergi dan berusaha bertahan hidup di luar. Sang Tunangan, Inu Kertapati pun pergi mencarinya. Kisah perjalanan dan pencarian mereka digambarkan dengan perjalanan keliling nusantara.

Alasan pemilihan kisah hidup dari Candrakirana pun dinilai tepat untuk mewakili semangat perjuangan perempuan Indonesia yang sudah sejak ada berabad lalu, "dia adalah putri, tetapi ketika dia terusir dia gak terus sedih, tapi dia move on dengan hidupnya. Bahkan di cerita aslinya dia menyamar sebagai laki-laki,” ujar Etty Prihantini Theresia, sang Sutradara. "Untuk kami ini ceritanya emansipatif banget, mengingat ini ceritanya udah kuno banget, tapi nilai-nilainya masih relevan sampai hari ini.

Sendratari Candrakirana didukung oleh lebih dari 40 penari perempuan dan laki-laki, dari berbagai kalangan, mulai anak sekolah dasar, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga.

 ga/hp