1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sengketa Nuklir Korea Utara, Menu Utama Pertemuan Obama dan Lee Myung Bak

18 November 2009

Korea Selatan, menjadi pos terakhir lawatan Obama di Asia. Tiga atau empat tahun sebelumnya, ibukota Seoul, rutin diwarnai aksi unjuk rasa: pro dan kontra terhadap kedekatan hubungan antara Korea Selatan dengan AS.

https://p.dw.com/p/KaAB
Presiden AS Barack Obama (kiri) bersama Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak pada KTT G-20 bulan April lalu di LondonFoto: AP

Sementara pihak yang kontra menuntut penarikan 28 ribu tentara Amerika Serikat dari Korea Selatan dan mendesak pemerintah agar melakukan pendekatan terhadap Korea Utara, pihak yang mendukung kedekatan dengan Amerika Serikat menekankan tanpa perlindungan Amerika Serikat, Korea Selatan bakal kewalahan menghadapi Korea Utara.

Namun kini situasinya sudah lebih tenang. Amerika Serikat dan Korea Selatan bekerjasama erat di berbagai bidang. Sementara Korea Utara mengalami pengucilan internasional akibat melakukan uji coba nuklir untuk kedua kalinya. Semenjak Lee Myung Bak hampir dua tahun menjadi presiden Korea Selatan, hubungan ekonomi dan bantuan terhadap negara-negara tetangganya yang otoriter itupun berkurang. Korea Selatan baru akan mulai aktif membantu Korea Utara lagi, apabila Korea Utara mau menghentikan program nuklirnya, tandas Lee yang sepaham dengan pandangan Barack Obama dalam hal ini.

"Selama puluhan tahun Korea Utara memilih jalan provoksi dan konfrontasi, termasuk dalam menggolkan ambisi nuklirnya,“ ujar presiden Amerika Serikat itu saat memulai lawatannya ke Asia. Pengucilan dan pemiskinan dilakukan, demi masa depan yang lebih baik bagi negara komunis itu, tambah Obama. "Untuk mewujudkan masa depan ynag lebih baik itu mudah: pertama kembali ke perundingan enam pihak, mematuhi komitmen yang sebelumnya sudah disepakati, termasuk perjanjian non proliferasi nuklir dan denuklirisasi Semenanjung Korea.“

Dalam hal ini Korea Selatan dan Amerika Serikat satu suara. Oleh sebab itu menjelang kunjungan juru runding AS Stephen Bosworth ke Korea Utara, ia harus mendapat informasi sepenuhnya, demikian ditekankan Profesor Kim Hyeon Uk dari Institut Keamanan Nasional dan Mancanegara Korsel. "Segera akan digelar pembicaraan anatara Korut dan AS, namun Korea Selatan dan AS sebelumnya harus bekerjasama erat dan menyatukan pemikiran. Tema ini akan menjadi pokok pembahasan penting.“

Presiden AS Barack Obama sudah beberapa kali bertemu dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak. Namun ini merupakan kali pertama Obama menginjakan kaki di Korea Selatan, dalam waktu yang sempit kurang dari sehari. Perbincangan dan jamuan makan siang digelar, dengan diikuti kunjungan ke markas tentara AS di Seoul.

Meski kunjungan ini sangat singkat, diharapkan akan membuka kembali pasar Korea Selatan di AS. Di Washington sudah dua tahun tersedia naskah kesepakatan perdagangan bebas yang belum diratifikasi karena Korsel terlalu memproteksi pasarnya. Ini juga yang menjadi tema penting yang diangkat dalam pertemuan KTT APEC yang baru berlalu.

Peter Kujath/Ayu Purwaningsih

Editor : Hendra Pasuhuk