1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sengketa Pembuatan Bendungan di Sungai Mekong

3 September 2010

Tenaga air adalah sumber utama energi di banyak negara Asia Tenggara. Salah satu sumber air itu adalah Sungai Mekong. Tapi pembuatan bendungan untuk menampung air sungai itu akan berdampak bagi habitat di kawasan itu.

https://p.dw.com/p/P3m8
Kehidupan penduduk Vietnam sangat dekat dan tergantung pada Sungai MekongFoto: Manuela Kasper-Claridge

Sungai Mekong diketahui sebagai sumber penting bahan pangan dan habitat kehidupan sekitar 70 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Sungai itu mengalir melalui enam negara. Cina, Myanmar yang dikenal dengan Birma, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Akibat kebutuhan dan konsumsi energi di dalam kawasan Asia Tenggara itu, empat bendungan pembangkit listrik tenaga air dibangun di bagian hulu Sungai Mekong di wilayah Cina. 11 bendungan lainnya direncanakan dibangun di Laos, Thailand dan Kamboja.

Sejumlah studi kini memprediksi, jika bendungan-bendungan itu dioperasikan, akan merugikan pembangunan, perekonomian lokal, jaminan pasokan makanan, dan menggangu habitat hidup sebagian dari 70 juta penduduk di kawasan itu.

Carl Middleton, direktur program Asia Tenggara pada organisasi International Rivers

"Akibat bendungan-bendungan itu ketinggian air dan kualitas air sungai akan berubah. Ini akan berdampak pada produksi perikanan, akan berdampak pada penanaman sayuran di sepanjang sungai itu. Jadi secara keseluruhan dapat berdampak pada ekonomi lokal. Ada 11 bendungan yang direncanakan dibangun di bagian hilir sungai Mekong akan memblokir migrasi utama ikan-ikan. Sekitar 70 persen penangkapan komersial ikan-ikan di Sungai Mekong tergantung pada migrasi ikan. Jadi jika dibangun bendungan di aliran Sungai Mekong, ini berarti ikan-ikan ini tidak dapat bermigrasi dan akan berdampak pada jaminan pasokan makanan jutaan orang di kawasan Sungai Mekong.“

Sejumlah pakar juga berpendapat bendungan-bendungan di kawasan hulu sungai Mekong di Cina memblokir aliran air ke kawasan hilir dan menyebabkan kekeringan. Ini akan mengancam pertanian tradisional di kawasan-kawasan sejumlah negara seperti Kamboja dan Vietnam.

Richard Conin, kepala program Asia Tenggara di Stimson Center Pusat Kajian Fenomena Global di Amerika Serikat memaparkan konsekuensi bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air "hydropower" di kawasan hulu dan hilir Sungai Mekong

"Bendungan Yunnan, di bagian hulu sungai akan berdampak terhadap aliran sungai di kawasan hulu yang memiliki efek utama yakni menahan tanah organik bewarna hitam yang penting untuk lahan gambut dan memberi peluang Cina untuk meregulasi sungai itu. Ini akan membawa pengaruh sangat penting. Bendungan di utara Vientiane, akan berdampak pada migrasi ikan-ikan untuk bertelur. Dan bendungan itu akan membanjiri areal yang luas. Bendungan yang memiliki dampak terburuk bagi jaminan pasokan bahan pangan adalah bendungan yang sedang dipersiapkan di Laos yakni di bagian hilir Sungai Mekong sampai dan termasuk termasuk air terjun Khong. Kemudian di Kamboja direncanakan dua bendungan Sungai Mekong yakni di Sambor dan Strung Treng.“

Cina merencanakan membangun lebih dari empat bendungan di kawasan hulu Sungai Mekong. Laos juga merencanakan membangun lebih dari 20 bendungan pembangkit tenaga air sampai tahun 2020. Bagaimanapun 90 persen dari potensi hidropower Sungai Mekong berada di Cina, karena potensi bagian hilir sungai itu hanya sekitar 10 persen.

Carl Middleton dari organisasi Rivers International mengusulkan solusi untuk masalah itu

"Saya pikir perlu adanya kesadaran lebih luas terhadap bentuk kontribusi sungai itu untuk menjamin habitat kehidupan di kawasan Sungai Mekong. Dan saya pikir juga harus benar-benar diselidiki cara-cara alternatif untuk membangkitkan energi listrik. Yang juga tidak kalah penting adalah di Thailand dan Vietnam terdapat banyak pilihan untuk meningkatkan efisiensi energi.

Banyak pakar berpendapat jika semua bendungan ini dibangun, Sungai Mekong akan berubah menjadi sejumlah danau dan berfungsi sungai itu hanya sebagai penyambung bendungan-bendungan tersebut. Mereka percaya, jika ke-enam negara di kawasan Sungai Mekong tidak membicarakan dan mencari solusi bersama, kawasan itu akan terancam bencana ekologis.

Pin Manika/Dyan Kostermans

Editor: Ridwan