1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Senjata bantuan Jerman Beredar di Pasar Gelap

12 Oktober 2009

"NDR Info" melaporkan, di Afghanistan sejumlah besar pistol sumbangan Jerman diperdagangkan secara ilegal. Departemen pertahanan Afghanistan menyangkal laporan itu.

https://p.dw.com/p/K4rb
Tentara Jerman di AfghanistanFoto: picture-alliance/ dpa

Di Departemen Dalam Negeri Afghanistan tidak ada yang mengaku tahu, bahwa pistol-pistol buatan Jerman yang dulunya milik angkatan bersenjata Jerman, kini diperdagangkan secara gelap. Juru bicaranya, Zemarai Bashari, mengatakan di Kabul, pihaknya tidak punya bukti-bukti, yang menununjukkan bahwa senjata tersebut ditawarkan di pasar gelap.

Namun kementerian itu berterimakasih untuk setiap informasi yang diberikan, demikian Bashari, seraya berjanji akan menyelidiki kebenarannya. Itu tidak bisa dibilang penyangkalan. Departemen Dalam Negeri Afghanistan berwenang atas kepolisian, yang mendapat bantuan berupa 5.000 pucuk pistol tipe Walther P1 dari Jerman. Menurut Departemen Dalam Negeri, mereka memiliki daftar semua senjata yang digunakan polisi, jadi pemeriksaannya dapat dilakukan.

Menurut penelitian yang diadakan televisi Jerman "NDR Info", pistol-pistol yang tidak digunakan lagi oleh militer Jerman itu, dikirim oleh Departemen Pertahanan Jerman sebagai sumbangan bagi Afghanistan. Kini pistol-pistol itu diperjualbelikan di pasar gelap Afghanistan dan Pakistan.

Separuhnya untuk Departemen Pertahanan

Di samping kepada Departemen Dalam Negeri yang membawahi kepolisian Afghanistan, 5.000 pucuk pistol lainnya diberikan kepada Departemen Pertahanan Afghanistan. Departemen Pertahanan di Kabul sekarang menyangkal keras laporan tentang perdagangan gelap tersebut.

Wakil Menteri Pertahanan Baz Mohammad Jawhari, yang tahun 2006 lalu menerima kiriman atas nama kementeriannya, menyebut laporan itu kebohongan. Ia mengatkan, "5.000 pucuk pistol yang diperoleh Departemen Pertahanan dari Jerman masih berada di gudang senjata. Kami tidak membagikannya kepada siapapun, karena kami tidak memperoleh amunisinya. Lagipula pistol-pistol itu sudah tua. Jadi semua pistol masih di gudang dan tidak dapat dijual, sampai diregistrasi."

Menambah Gengsi

Satuan keamanan CSTC-A yang dipimpin Amerika Serikat bertanggungjawab atas pengawasan proses penyumbangan senjata tersebut kepada aparat keamanan Afghanistan. Menurut keterangan seorang juru bicara militer AS, kini satuan keamanan itu hanya dapat mengusut keberadaan kurang dari separuh jumlah pistol sumbangan Jerman tersebut.

Menurut laporan televisi "NDR Info" berdasarkan keterangan pedagang senjata, ratusan pistol Jerman bertipe Walther P1 sekarang beredar di pasar gelap. Menurut informasi pakar dan pedagang senjata, di Afghanistan dan Pakistan pistol buatan Jerman itu dianggap sebagai obyek yang dapat menambah gengsi. Sehingga di Kabul sepucuk pistol yang sudah berusia hampir 50 tahun, dan hampir tidak digunakan sama sekali itu, dapat ditawarkan dengan harga sampai 1.600 Dollar.

Sabina Matthay / Marjory Linardy

Editor: Ging Ginanjar