1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Bom Buntuti Pengunduran Diri Dua Pekabat Tinggi Afghanistan

7 Juni 2010

Bom bunuh diri mengguncang pusat pelatihan polisi Afghanistan, sehari setelah mundurnya dua pejabat tinggi keamanan yang dianggap paling kompeten di negara itu.

https://p.dw.com/p/NkcT
Presiden Karzai berpidato di hadapan para kepala suku di Kabul (02/06)Foto: AP

Sedikitnya tiga pembom bunuh diri Taliban menyerang pusat pelatihan polisi di provinsi Kandahar, mengakibatkan tiga polisi luka-luka. Seorang pelaku mengendarai mobil bermuatan bahan peledak, sementara dua pembom lainnya berusaha memasuki pusat pelatihan tersebut. Ketiganya tewas oleh tembakan petugas keamanan. Namun juru bicara Taliban, Qari Yousif Ahmadi,, mengklaim, lima pejuang Taliban dilengkapi senjata otomatis dan rompi bunuh diri memasuki pusat pelatihan dan membunuh sejumlah tentara asing dan Afghanistan. Sementara itu tiga warga sipil tewas dan 12 lainnya luka-luka dalam dua serangan bom di selatan Afghnistan.

Serangan terjadi sehari setelah Menteri Dalam Negeri Mohammad Hanif Atmar dan kepala dinas intelijen Amrullah Saleh menyatakan pengunduran diri mereka. Keduanya dianggap gagal mencegah serangan Taliban pada pertemuan kepala suku atau Jirga perdamaian di Kabul pekan lalu.

Saleh mengatakan, Karzai tidak mempercayai mereka lagi. "Presiden Afghanistan telah kehilangan kepercayaan pada kapabilitas kami untuk menjaga keamanan acara nasional. Rangkaian pertemuan dan penjelasan yang kami lakukan untuk persiapan jirga perdamaian dan keberhasilan kami setelahnya dalam menewaskan dua teroris serta menahan sarana yang membawa para pembom bunuh diri itu ke Afghanistan, tidak meyakinkan baginya."

Militan menembakkan sedikitnya tiga roket dan mengirim tiga pembom bunuh diri untuk menyerang tenda jirga ketika Presiden Hamid Karzai berpidato di hadapan 1.600 utusan dari berbagai penjuru negeri.

Serangan itu mencederai empat polisi dan seorang pengawal presiden, namun mereka mengirim pesan lugas bahwa militan cukup kuat untuk menyerang lokasi yang dijaga lebih dari 15.000 aparat keamanan.

Menteri Dalam Negeri Mohammad Hanif Atmar mengatakan: "Presiden kami tidak puas dengan penjelasan saya. Ia memberikan apresiasi tinggi terhadap pasukan kami, terutama kepolisian Afghnistan, tetapi ia tidak puas dan yakin menyangkut kepemimpinan saya."

Sebagai menteri dalam negeri, Atmar bertanggungjawab membangun kepolisian Afghansitan yang berjuang dengan peralatan minim dan kelusitan perekrutan. Sementara Saleh, sebagai kepala dinas intelijen, merupakan kunci dalam operasi anti Taliban.

Baik Atmar maupun Saleh dipandang sebagai dua dari pejabat paling kompeten dalam pemerintahan Afghanistan yang korup. Mereka juga disukai oleh pemerintah Amerika Serikat dan negara anggota NATO lainnya. Tak heran jika berita tentang pengunduran diri keduanya ditanggapi dengan keterkejutan, juga dari kalangan diplomat Barat di Kabul.

Namun Menteri Pertahanan AS Robert Gates menghindari untuk mengkritik Karzai dalam soal itu dengan menyebutnya sebagai urusan dalam negeri Afghanistan. Gates menambahkan, pengunduran kedua pejabat itu tidak berhubungan dengan upaya rekonsiliasi yang dilakukan Karzai dengan Taliban.

Sejumlah pihak mengkaitkan pengunduran diri itu dengan ganjalan dalam hubungan antara Karzai, Saleh dan Atmar, karena kedua pejabat keamanan itu menentang usul Karzai untuk berdamai dengan pejuang Taliban.

Menurut keterangan dari kantor kepresidenan Afghanistan, Kementrian Dalam Negeri akan dipimpin oleh wakil Atmar, yaitu Munir Mangal. Sementara dinas intelijen dipimpin oleh Ibrahim Spinsada.

Renata Permadi/afp/dpa/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk