1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Macan Tamil Lukai Diplomat Asing

27 Februari 2007

Selasa (27/02) pagi, dua mortir meledak saat delegasi negara-negara donor Sri Lanka mendarat di Batticaloa di Timur Sri Lanka. Rombongan terdiri dari sejumlah duta besar, di antaranya dari Jerman, Italia dan Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/CP8V
Diplomat Asing yang lolos dari serangan
Diplomat Asing yang lolos dari seranganFoto: AP

Saat serangan terjadi, para diplomat bersama menteri HAM Sri Lanka berkunjung ke kawasan yang baru berhasil direbut kembali dari tangan kelompok Macan Tamil, LTTE.

"Saya tidak terluka“. Ini dinyatakan Duta Besar Jerman untuk Sri Lanka Jürgen Weerth beberapa saat setelah serangan terjadi. Duta Besar Italia Pio Mariani tak seberuntung Weerth. Ia terluka oleh pecahan mortir yang meledak dekat helikopter yang ditumpangi rombongan para diplomat. Mariani segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi.

Selain duta besar Italia, ledakan mortir juga melukai duta besar Amerika Serikat dan sejumlah aparat keamanan Sri Lanka. Serangan terhadap rombongan diplomat Barat ini terjadi dekat daerah yang merupakan kawasan perang antara Kelompok Macan Tamil dan militer Sri Lanka.

Tempat pendaratan helikopter yang berisi rombongon diplomat itu biasa dipakai militer Sri Lanka. Sebelumnya, tentara Sri Lanka sempat menembaki tempat persembunyian kelompok Macan Tamil di kawasan Batticaloa. Kelompok Macan Tamil memang mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan udara itu.

Namun, di situs mereka Tamilnet, kelompok Macan Tamil menyatakan menyesal atas terjadinya insiden tersebut. Juru bicara LTTE juga balik menyalahkan pemerintah Sri Lanka yang membahayakan nyawa diplomat asing. Seharusnya, demikian juru bicara LTTE, pemerintah Sri Lanka mengikuti prosedur dan melaporkan rencana kunjungan warga sipil tersebut sebelum mendarat di sebuah pangkalan udara militer.

Pernyataan kelompok Macan Tamil tersebut dibantah Duta Besar Jerman Jürgen Weerth. Ia bersikeras, rombongan diplomat Barat tersebut mendarat di sebuah lapangan udara sipil. Rombongan duta besar negara donor berencana mengunjungi kawasan timur Sri Lanka untuk membahas pemulangan sekitar 40.000 warga. Mereka terpaksa mengungsi akibat bentrokan bersenjata antar militer Sri Lanka dan Kelompok Macan Tamil.

Kawasan utara dan timur Sri Lanka adalah daerah rawan konflik bersenjata. Secara formal gencatan senjata antara militer Sri Lanka dan kelompok Macan Tamil sebenarnya sudah berlaku selama lima tahun, namun tahun belakangan bentrokan bersenjata makin sering terjadi. Sejak awal 2005 saja bentrokan antara militer dan kelompok Macan Tamil menelan sedikitnya 4.000 korban. Masyarakat internasional berulang kali menyerukan agar kedua pihak kembali ke meja perundingan.