1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Udara Suriah Tewaskan Ribuan

11 April 2013

Menurut organisasi hak asasi Human Rights Watch (HRW), serangan udara rejim Suriah tewaskan ribuan warga sipil. Sejak Juli 2012, 4300 orang tewas dalam serangan udara.

https://p.dw.com/p/18ECj
Free Syrian Army fighters at a street in Deir al-Zor April 7, 2013. REUTERS/ Khalil Ashawi
Syrien Kämpfe in Deir al ZorFoto: Reuters

Serangan udara rejim Suriah antara lain ditujukan pada rumah sakit, toko roti dan sasaran sipil lainnya. Demikian disebutkan dalam laporan yang dikeluarkan Human Rights Watch (HRW) hari Kamis (11/04). HRW menyatakan serangan itu sudah membunuh ribuan warga sipil dan merupakan kejahatan perang.

”Para individu yang dengan sadar melakukan pelanggaran serius, yaitu secara sembarangan atau dengan sengaja, bertanggung jawab atas kejahatanh perang”, kata HRW dalam laporannya yang diberi judul ”Death from the Skies”.

Selanjutnya disebutkan, “serangan udara pemerintah Suriah yang dengan sengaja atau secara sembarangan membunuh warga sipil kelihatannya menjadi bagian dari serangan sistematis melawan rakyat sipil”. HRW menyebutkan bahwa sebelumnya juga sudah terlihat indikasi penyerangan terhadap kalangan sipil.

HRW mendasarkan temuannya pada hasil investigasi di kawasan yang sekarang dikuasai pasukan pemberontak. HRW mendokumentasi serangan udara terhadap empat toko roti dan dua rumah sakit, selain sasaran sipil lainnya.

Sebuah rumah sakit, Dar al-Shifa, yang terletak di utara kota Aleppo, malah mengalami empat kali serangan udara.

”Di banyak desa, kami menemukan penduduk sipil yang takut pada angkatan udaranya sendiri”, kata peneliti HRW Ole Solvang. ”Ini adalah serangan udara ilegal yang melukai banyak warga sipil dan menyebabkan kehancuran, menyulut ketakutan dan pengungsian.”

Ribuan Orang Terbunuh

Mengutip data jaringan aktivis, HRW menyebutkan bahwa serangan udara di seluruh Suirah sejak July 2012 telah menewaskan 4300 warga sipil. Laporan itu merinci penggunaan bom dengan daya ledak tinggi yang bisa menghancurkan beberapa rumah dalam satu serangan.

Seorang penduduk di kota Azaz di utara Suriah menceritakan pada HRW, 12 anggota keluarganya tewas ketika rumah mereka dibom 15 Agustus 2012.

”Saya menguburkan 12 anggota keluarga... termasuk ayah, ibu, saudara perempuan dan istri saudara lelaki saya”, kata Ahmed. ”Walid, saudara lelaki saya, tubuhnya hancur. Kami awalnya bahkan tidak mengenali dia. Kami juga mengubur anak-anak saudara saya. Yang paling muda umurnya 40 hari.”

Sebuah bom yang digunakan dalam serangan itu punya kekuatan sangat besar. Ada korban luka-luka sampai radius 155 meter. ”Perlu ditegaskan bahwa serangan semacam itu terus berlangsung sampai sekarang. Hari Minggu, sebuah serangan udara di Aleppo menewaskan 17 warga sipil. Minggu yang lalu, bom juga menewaskan 11 warga sipil”, kata Ole Solvang kepada kantor berita AFP.

Organisasi hak asasi itu menyerukan pada komunitas internasional untuk membantu meredam kekerasan di Suriah. ”Human Rights Watch menyerukan pada pemerintahan dan perusahaan agar segera menghentikan penjualan atau memasok senjata dan munisi ke Suriah, karena ada petunjuk kuat bahwa pemerintah Suriah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan”, demikian disebutkan.

Ole Solvang mengakui bahwa Rusia dan Cina sampai saat ini memblokir resolusi internasional terhadap Suriah di Dewan Keamanan PBB. Tapi sikap itu hendaknya ”tidak menghentikan upaya kedua negara untuk mendesak pemerintah Suriah agar menghentikan kekerasan”.

PBB memperkirakan, lebih dari 70.000 orang tewas dalam konflik di Suriah yang berawal dari aksi protes bulan Maret 2011. Aksi tersebut meluas jadi pemberotakan, setelah pemerintah Suriah menindas gerakan protes dengan kekerasan.

HP/AB (afp, ap)