1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

080311 Kosovo Serbien Gespräche

8 Maret 2011

Untuk pertama kalinya, Kosovo dan Serbia lakukan pembicaraan langsung di Brussel, Belgia. Keduanya sepakat melakukan dialog yang ditengahi Uni Eropa demi memperbaiki kondisi warga Kosovo termasuk warga minorotas Serbia.

https://p.dw.com/p/10VF1
Gambar simbol hubungan Serbia dan KosovoFoto: AP/Montage DW

Plat nomor kendaraan mana yang berlaku? Stempel mana yang dipakai untuk surat nikah? Siapa yang bertanggungjawab jika terjadi kejahatan di suatu tempat? Masalah-masalah praktis, yang di Kosovo, solusinya sampai sekarang sering tak terpikirkan. Landasan hukumnya masih dipersengketakan.

Di wilayah selatan, berlaku konstitusi dan undang-undang dari negara yang belum genap tiga tahun merdeka. Kemerdekaan yang tidak diakui Serbia di wilayah utara. Bagi mereka, Kosovo seperti dulu, jika bukan milik Serbia maka daerah perlindungan PBB, dimana pemerintahan, polisi dan peradilan Kosovo tak punya kekuasaan. Hidup keseharian dalam situasi seperti itu, sulit.

Contoh, pengadilan negeri di kota Mitrovica yang terpecah secara etnis, tiga tahun lalu diduduki dan dihancurkan demonstran Serbia, sementara ini sudah dibenahi secara darurat. Di lantai pertama, karung pasir dan pecahan kaca jendela mengingatkan pada masa-masa kerusuhan.

Karena warga Albania tidak bersedia menerima hakim Serbia, dan sebaliknya warga Serbia menolak hakim Albania, maka yang bertugas di sini adalah hakim internasional. Salah satunya Christine Lindemann dari Jerman mengatakan "Kami tidak bisa menggantikan hakim setempat dalam mengerjakan tugas mereka. Apa yang bisa kami lakukan, yang di Mitrovica ini sangat penting adalah mengurangi pelanggaran HAM dalam kasus-kasus terpisah, menghindari jangan sampai orang-orang telalu lama menunggu di tahanan untuk diperiksa dan tak kunjung diproses kasusnya."

Christine Lindemann termasuk tim EULEX. Misi Uni Eropa beranggota 2000 pakar di bidang pajak, kepolisian dan kehakiman, yang bertujuan mendukung Kosovo dalam membangun strukturnya sendiri. Namun, peraturan untuk hidup berdampingan secara tertib, harus dirundingkan warga Kosovo sendiri, tanpa selalu tersandung masalah prinsip.

Karena itu, musim gugur tahun 2010 lalu, warga Serbia dan Albania menyetujui dilanjutkannya perundingan langsung tentang masalah-masalah praktis, di bawah mediasi Uni Eropa, guna meringankan hidup keseharian.

Skeptisime kalangan politisi dari kedua pihak masih sangat besar. Namun, kekuatiran Beograd, bahwa perundingan dengan Pristina disalahartikan sebagai pengakuan kemerdekaan Kosovo, ditolak ketua juru runding Serbia, Borko Stefanovic. "Perundingan ini lain. Tujuannya agar warga Serbia di selatan Kosovo tidak lagi merasa seperti hidup dalam sangkar. Sementara ini mereka tidak mendapat sinyal untuk telepon genggam mereka, dokumen-dokumen mereka tidak berlaku, juga plat nomor kendaraan. Mereka tidak lagi merasa bagian dari Serbia, tapi juga bukan Kosovo."

Delegasi Kosovo dipimpin Wakil Perdana Menteri Edita Tahiri. Dalam wawancara dengan koran Beograd ia berjanji akan bertindak kreatif dan positif, kemanapun perundingan mengarah. Sebaliknya, Perdana Menteri Kosovo Hashim Thaci memastikan sasaran. "Kami yakin, pada akhir perundingan akan muncul saling pengakuan dari Kosovo dan Serbia sebagai dua negara terpisah. Hal itu akan membantu kedua pihak untuk diterima dalam NATO dan Uni Eropa."

Setelah dimulai Selasa (08/03), pembicaraan akan berlangsung setiap dua-atau tiga minggu sekali. Berapa lama, tidak ditentukan. Bagaimanapun, ada lebih dari cukup topik pembicaraan.

Jörg Paas/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid