1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serial Kartun Pakistan Sindir Taliban

28 Juli 2013

Superhero kartun baru yang terbang menyamar dengan burka hitam, dijadwalkan bakal mulai ditayangkan bulan depan di TV Pakistan, dalam seri animasi tentang perjuangan anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan.

https://p.dw.com/p/19Ekw
Foto: JOHANNES EISELE/AFP/Getty Images

Film seri berbahasa Urdu itu menampilkan petualangan Burka Avenger, seorang guru berwatak halus yang menggunakan kemampuan supernya untuk memerangi para penjahat lokal yang mencoba menutup sekolah perempuan tempat ia bekerja.

Dengan cerita yang dibuat berlatar kota fiktif Halwapur, dunia Burka Avenger diperkirakan akan bergaung di Pakistan, negara di mana kelompok Islam militan Taliban berusaha mencegah ribuan anak perempuan ke sekolah di negara bagian barat laut dan juga menyerang para aktivis yang berkampanye atas hak-hak pendidikan bagi kaum perempuan.

Sindiran bagi Taliban

Lewat apa yang disebut sebagai komedi-aksi, Burka Avenger, dibantu oleh tiga anak sekolah, menggunakan pena dan buku sebagai senjata proyektil untuk menangkal kejahatan.

Tokoh penjahat utama dalam serial ini adalah Vadero Pajero, seorang politisi korup botak yang memakai medali emas berlambang Dolar di lehernya, serta Baba Bandook, seorang tukang sihir jahat dengan jenggot hitam lebat dan kumis, yang dimaksudkan mirip dengan seorang komandan Taliban.

Aaron Haroon Rashid, salah satu bintang pop terbesar di Pakistan, menciptakan serial ini sebagai medium penting untuk menekankan pentingnya pendidikan bagi anak-anak perempuan.

Yang menyedihkan, inilah perang yang sebetulnya sangat dikenal di dunia nyata bagi orang Pakistan.

“Setiap episode berpusat seputar isu moral, yang mengirimkan pesan sosial yang kuat bagi anak-anak,” kata Rashid sambil menambahkan “tapi itu dibalut dengan murni hiburan, tawa, aksi dan petualangan.”

Anak perempuan dilarang sekolah

Di seluruh Pakistan, hampir separuh dari semua anak-anak dan hampir tigaperempat dari anak-anak perempuan, tidak terdaftar di sekolah dasar, demikian menurut statistik yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pemerintah Pakistan tahun lalu.

Oktober tahun lalu, seorang pria bersenjata anggota Taliban, menembak seorang remaja yakni Malala Yousafzai di bagian kepala karena gadis itu berkampanye membela hak pendidikan bagi anak perempuan agar bisa bersekolah di kampung halamannya di desa Swat, yang terletak di bagian barat laut Pakistan.

Yousafzai lolos dari maut akibat serangan dan awal bulan ini menyampaikan pidato yang sangat kuat di hadapan Perserikatan bangsa-Bangsa, New York, di mana ia bersumpah tak akan bisa dibungkam oleh para teroris.

Serial animasi itu akan disiarkan oleh jaringan stasiun TV lokal Geo. “Saya telah bekerja dengan tim saya di Unicorn Black selama satu tahun atas serial televisi yang menakjubkan ini. Album musik dan aplikasi game iPhone Burka Avenger juga akan segera dirilis,” kata Rashid lewat halaman Facebooknya.

ab/cp (ap, rtr, afp)