1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Siapa Farhana Maute, Ibu yang Menebus Dendam di Marawi?

23 Juni 2017

Kisah Farhana Maute yang termakan dendam keluarga menguatkan dugaan bahwa perang teror di Marawi bersumber pada konflik antara dua klan terkuat di Mindanao.

https://p.dw.com/p/2fGW7
Kampzone Marawi Philippinen
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Favila

Maute, layaknya bin Laden, adalah lakon keluarga kaya raya yang tersesat dalam kisah horor. Sebelum membentuk kelompok teror paling kejam di Filipina, mereka adalah salah satu keluarga paling berpengaruh di selatan Mindanao. Tidak ada kebijakan politik atau proyek pemerintah yang berjalan tanpa campur tangan sang matriark, Farhana Maute.

Perempuan berusia 60 tahun itu dikenal pendiam dan bersuara lembut. Hartanya berpusar pada sederet properti di Mindanao dan Manila, serta sebuah perusahaan konstruksi, kata seorang analis keamanan yang mempelajari latar belakang keluarga Maute.

Seperti lazimnya kaum berada, keluarga Maute tidak banyak mencuri perhatian publik, bahkan ketika Farhana aktif mengusung calon pilihan buat memenangkan pemilu dengan mengandalkan pengaruh dan hartanya. Seperti lazimnya klan-klan berpengaruh lain di Mindanao, Maute pun memelihara milisi bersenjata.

Menebus Dendam di Marawi

Ketika dua tahun lalu mereka berseteru dengan Walikota Butig, Dimnatang Pansar, seputar pemilihan pemenang tender proyek pemerintah, konflik dengan cepat menjalar menjadi perang antar klan. Militer Filipina pun turun tangan membela Pansar. Tapi Maute yang terdesak malah mengumpulkan kelompok militan Islam lain dan mengumumkan afilisinya kepada Islamic State-ISIS serta mendeklarasikan perang terhadap pemerintah pusat. Dendam itu terbayarkan di Marawi.

Joseph Franco, peneliti senior di Rajaratnam School of International Studies yang kerap bekerjasama dengan militer Filipina mengklaim manuver Maute menyatakan kesetiaan pada Islamic State hanya gertakan "buat menakut-nakuti klan Pansar." Dalam risetnya Franco mengaku tidak menemukan bukti bahwa Farhana Maute mendapat pengaruh radikalisasi dari pihak lain.

"Dia sebenarnya cuma pengusaha," kata seorang perwira militer yang tinggal di Marawi kepada Reuters. "Tapi klannya terlibat dalam perseteruan politik dengan walikota Butig."

Dulunya keluarga relijius

Meski begitu Maute sejak awal merupakan keluarga reilijus, kata Mohamad Ampuan, warga Marawi. Dia mengenal dua anak Farhana, Omar Khayam dan Abdullah, yang menjalani studi di Timur Tengah. Seorang tetangga lain mengklaim Maute "dulu dianggap keluarga baik," kata Khana-Anuar Marabur yang juga bekerja sebagai anggota dewan di Marawi.

Menurutnya Farhana adalah seorang ibu yang ramah, murah hati dan tidak jengah bercengkrama dengan penduduk biasa. "Suaminya sangat perkasa," kata Marabur. "Dia seperti seekor harimau. Tapi harimau yang jinak dan bertuan."

Kini Farhana dan suaminya, Cayamore, mendekam di penjara setelah ditangkap di dua tempat berbeda di Mindanao, awal Juni silam. Sementara kedua anaknya diyakini masih bertempur di Marawi.

rzn/as (rtr, inquier, abs/cbn)