1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Dunia Digital

Siapa Santoso, Wajah Baru Terorisme Indonesia?

24 Desember 2015

Abu Wardah Santoso menjadi buron nomer satu kepolisian Indonesia. Dia kini menjadi wajah baru terorisme di tanah air. Tapi siapa sosok yang mengaku komandan IS Indonesia itu dan seberapa besar ancaman kelompoknya?

https://p.dw.com/p/1HSiC
Indonesien Anti-Terror-Übung
Foto: Reuters/A. Rajasa/Antara Foto

Adalah Abu Wardah Santoso saat ini sedang menjadi momok buat kepolisian Indonesia. Wajah baru kelompok teror Islamic State di tanah air itu hingga kini masih buron. Ia diyakini sedang merancang strategi untuk mendalangi aksi serangan besar.

Sebab itu kepolisian menurunkan 150.000 aparat ke seluruh Indonesia untuk menjaga gereja-gereja, bandar udara dan ruang publik lain selama perayaan Natal. "Kami memiliki laporan rinci intelijen mengenai potensi serangan kelompok radikal dalam waktu dekat," ujar Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.

Polisi sebenarnya telah memburu Santoso sejak Oktober silam. Kapolri Badrodin Haiti mencurigai, Santoso dan kelompoknya Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menjalin hubungan dengan Islamic State-ISIS. Sepak terjang MIT juga diyakini dibiayai oleh IS.

“Kami punya data orang-orang yang terkait dengan terorisme di Indonesia,” tutur Haiti kepada Tempo. Ia mengaku pihaknya memiliki bukti keberadaan jaringan Santoso. Mereka diyakini bercokol di kawasan Poso, Sulawesi Tengah.

Sel Jakarta lebih berbahaya
Namun pakar terorisme Asia Tenggara, Sidney Jones, menepis kekhawatiran umum mengenai sosok Santoso. "Dia memang menamakan diri sebagai komandan IS Indonesia," ujarnya dalam wawancara dengan Voice of America. "Tapi yang lebh berbahaya adalah sel-sel yang ada di dekat Jakarta."

Menurut Sidney ancaman terbesar bukan berasal dari Poso. "Apa yang Santoso bisa perbuat dengan sekian banyak polisi dan TNI di sana?" Sidney menilai sel-sel yang beroperasi di Depok, Bekasi, Jakarta dan Surabaya pada akhirnya lebih berbahaya ketimbang sang komandan IS.

Kepolisian, katanya, harus lebih waspada terhadap jihadis jebolan Suriah yang kemungkinan akan pulang ke Indonesia suatu saat nanti. Pakar terorisme itu memperingatkan, figur "dengan keterlampilan baru, ideologi yang kuat dan hubungan internasional yang luas," akan mampu menghidupkan kembali gerakan teror di Indonesia.

rzn/as (dari berbagai sumber)