1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Silaturahmi Terakhir Kanselir Angela Merkel di Washington

15 Juli 2021

Untuk terakhir kalinya, pemimpin Jerman Angela Merkel berkunjung ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden. Kedua pemimpin ingin meningkatkan hubungan kedua negara, sekalipun tetap ada hambatan.

https://p.dw.com/p/3wTJt
Merkel dan Biden
Merkel dan Biden

Sebelum masa jabatannya habis, Angela Merkel melakukan satu kunjungan terakhir ke AS untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden pada Kamis (15/07). Kedua pemimpin akan bertatap muka di Gedung Putih dan berusaha untuk meningkatkan ikatan trans-Atlantik, setelah pendahulu Biden, Donald Trump, membawa AS menjauh dari mitra-mitra dekatnya di Eropa.

Kunjungan ini adalah salah satu dari sedikit kunjungan Merkel ke luar negeri sejak pandemi COVID-19 dimulai. Biden dan Merkel kemungkinan besar akan membahas risiko-risiko global yang ditimbulkan oleh virus corona dan dampaknya. Menurut sumber pemerintah AS, mereka juga akan berbicara tentang "ancaman perubahan iklim, dan mempromosikan kemakmuran ekonomi dan keamanan internasional berdasarkan nilai-nilai demokrasi kita bersama."

Angela Merkel telah punya reputasi sebagai pemimpin yang stabil dan dihormati dalam urusan luar negeri. Dia juga secara luas dilihat sebagai pendukung setia kebebasan dan hak asasi manusia. Tetapi kepemimpinannya yang berlangung selama 16 tahun akan berakhir dengan pemilihan umum di Jerman tanggal 26 September mendatang.

Merkel dan Trump
Era Donald Trump dengan mottonya "America first" telah berakhirFoto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler

Tantangan tetap ada

AS telah meminta Jerman untuk meningkatkan pengeluaran pertahanannya sesuai dengan target 2% dari Peroduk Domestik Bruto sesuai tuntutan NATO. Jerman juga menjadi pendukung kebijakan luar negeri AS dalam berbagai krisis, termasuk terlibat secara militer di Afganistan.

Yang saat ini jadi sengketa adalah salah satu proyek besar Merkel, yaitu pembangunan jalur pipa Nord Stream 2 yang hampir selesai di Laut Baltik, yang akan memompa gas Rusia langsung ke Jerman. Bagi Merkel, yang selalu pragmatis, saluran pipa hanyalah sarana untuk berbisnis dengan Rusia, tidak lebih.

Tapi Joe Biden, seperti juga Donald Trump, khawatir proyek ini akan membuat Jerman dan Eropa bergantung pada pasokan energi dari Rusia, sekaligus melemahkan Ukraina yang selama ini menjadi negara transit dalam pemasokan gas dari Rusia ke Eropa. Selain itu, AS juga sering menyoroti dekatnya hubungan Jerman-Cina dan beberapa kali meminta Jerman "lebih waspada".

Merkel dan Biden, 2009
Merkel dan Biden sudah kenal sejak lama. Foto dari tahun 2009 di MünchenFoto: Peter Kneffel/Epa/dpa/picture-alliance

Kedekatan Jerman-Cina ganjalan buat AS

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke DW, pakar kebijakan luar negeri Alexander Graf Lambsdorff dari partai liberaldemkrat FDP mengatakan bahwa sikap Jerman terhadap Cina membuat AS agak skeptis. Ini karena "pendekatan Merkel ke Cina yang berfokus pada bisnis", yang dianggap mengabaikan ambisi politik Cina dan berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintahan di Beijing, Hong Kong dan Xinjiang.

Selain itu, Alexander Graf Lambsdorff juga mengatakan bahwa Jerman dianggap tidak dapat diandalkan terkait hubungannya dengan Rusia, terutama dengan proyek Nord Stream 2 yang menuai kecaman dari partai pemerintah maupun partai oposisi di AS.

Meski begitu, pertemuan Merkel dengan Biden kali ini kemungkinan besar akan menjadi urusan yang bersahabat, yang ditandai dengan sikap ramah dan kata-kata hangat. Era politik Donald Trump dengan mottonya "Amerika first" telah berganti dengan motto Joe Biden "Amerika is back". Pertengahan Juni lalu, ketika mereka bertemu di sela-sela KTT G7 di Inggris, Joe Biden memuji Angela Merkel. Dalam klip video yang diposting ke halaman Instagram-nya, Biden mengatakan dia telah memberi tahu para pemimpin lain bahwa Merkel adalah pemimpin Eropa yang paling dia kagumi. (hp/gtp)

Redaktur DW, Ralf Bosen
Ralf Bosen Penulis dan editor