1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KeragamanJerman

Sinagoga Berjalan Promosikan Kehidupan Yahudi di Jerman

Philipp Jedicke
9 Maret 2023

Mizwa Mobil tidak hanya menyediakan ruang beribadah, tetapi juga menjadi bagian dari kampanye budaya bagi minoritas Yahudi di Jerman. Para penggagas berharap proyeknya bisa membantu mengurangi friksi sosial.

https://p.dw.com/p/4OP4a
Mizwa Mobil
Mizwa MobilFoto: Jörg Carstensen/dpa/picture alliance

Untuk memperkenalkan kebudayaan Yahudi dan meruntuhkan prasangka kultural, sebuah sinagoga yang dibuat di atas empat roda melakoni tur keliling Jerman. Kendaraan bernama "Mizwa Mobil” yang awalnya berbentuk angkutan barang itu juga menawarkan ruang beribadah dan misa bagi warga Yahudi.

Mizwa Moil mengawali perjalanan pada Minggu (6/3) di ibu kota Berlin, dengan misi berkeliling Jerman dalam beberapa bulan ke depan. 

Inisiatif ini dicanangkan komunitas Yahudi Chabad Lubavitch di Berlin. "Kendaraan ini punya fungsi ganda,” kata Rabi Yehuda Teichtal, pendiri dan direktur komunitas. Selain untuk memperkenalkan kehidupan dan tradisi Yahudi, Mizwa Mobil juga diharapkan bisa menjadi ruang dialog antarumat.

"Banyak orang yang tidak berani pergi ke pusat komunitas Yahudi,” kata Teichtal. Mizwa Mobil menurutnya bisa menjembatani jarak sosial dan membantu mengurangi syak wasangka. Selama singgah, warga bisa menonton film, mendapat brosur atau berbicara dengan perwakilan sinagoga.

Deutschland | Chabad Berlin schickt fahrende Synagoge durch Deutschland
Rabi Yehuda Teichtal (ki.) menyambut warga Jerman di Mizwa MobilFoto: Christian Ditsch/epd/picture alliance

Teichtal menyesalkan meningkatnya kebencian terhadap Yahudi dan antisemitisme di Jerman. "Tapi kami ingin keluar dari narasi itu ketika membahas umat Yahudi. Tujuan kami adalah meruntuhkan prasangka dan mendorong pengetahuan serta toleransi,” imbuhnya.

Pria kelahiran New York, AS, itu menetap di Berlin sudah sejak 26 tahun. Menurutnya, komunita Yahudi Chabad Lubavitch bukan sekedar grup bermazhab ortodoks. "Kami memang ortodoks, tapi terbuka,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa mereka "menghormati semua manusia,” terlepas dari latar belakangnya.

Respons positif warga Jerman

Mizwa Mobil juga didesain untuk bisa menampung warga Yahudi yang ingin beribadah, terutama bertepatan dengan Festival Purim yang jatuh pada 6 Maret. "Untuk merayakan Hari Raya Purim, kami akan membagi-bagikan paket kepada para pengungsi, di sana akan juga ada badut untuk membuat suasana menjadi lebih ringan,” ujar Teichtal.

Antisemitisme: Mengapa Melekat Begitu Kuat?

Insiatif ini disponsori tiga keluarga yang menyumbangkan dana sebesar 100.000 Euro untuk memodifikasi truk angkutan barang menjadi sebuah sinagoga. Sebuah perpustakaan mini, mimbar Tora dan tasbih. 

Sinagoga berjalan itu ditumpangi seorang rabi asal New York yang bertugas memimpin ibadah. Sebagai tujuan, dipilih kota-kota yang meski memiliki komunitas Yahudi, tapi tidak memiliki sinagoga.

Respons warga terhadap Mizwa Mobil tergolong positif. Teichtal mengaku pihaknya mendapat banyak undangan dari pemerintah kota atau desa. Sinagoga berjalan itu biasanya diparkir di pusat kota, atau di halaman sekolah. 

Meski demikian, dia hanya mengabarkan lokasi singgah sesaat sebelum tiba lantaran isu keamanan. "Kami harus memperhatikan protokol keamanan. Tapi di sisi lain, kami juga tetap ingin bisa dilihat di muka umum,” kata dia. rzn/hp