1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara-Negara Nuklir Terus Modernisasi Persenjataan

18 Juni 2018

Visi dunia tanpa senjata nuklir makin jauh dari kenyataannya. SIPRI dalam laporan terbarunya mengeritik pengembangan senjata nuklir baru yang terus berlangsung.

https://p.dw.com/p/2zlwE
Nordkorea Raketentest
Foto: picture-alliance/dpa/Uncredited/KCNA

Tahun lalu adalah tahun istimewa bagi mereka yang mendukung perlucutan senjata nuklir. 122 negara anggota PBB menandatangani perjanjian untuk tidak memproduksi atau memiliki senjata nuklir. Namun perjanjian ini ternyata tidak membuat dunia lebih dekat ke tujuan untuk bebas dari senjata nuklir.

Menurut laporan terbaru Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm SIPRI, sekarang masih ada lebih dari 14 ribu senjata nuklir yang dimiliki sembilan negara: AS, Rusia, Inggris, Perancis, Cina, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara. Meskipun tidak banyak, tapi kesembilan negara ini tidak berniat memusnahkan senjata nuklirnya.

Shannon Kile, kepala proyek senjata nuklir SIPRI, menekankan dalam sebuah wawancara dengan DW bahwa sementara jumlah total senjata nuklir telah turun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, senjata yang ada terus dimodernisasi.

"Ini berarti bahwa senjata yang lebih tua sedang diganti dan senjata nuklir baru juga sedang dikembangkan."

Infografik Zahl der Atomwaffen je Staat im Januar 2018 EN
Negara-negara nuklir dengan jumlah senjata nuklirnya

Pemerintah AS mengkonfirmasi pengembangan senjata nuklir baru bulan Februari lalu, ketika menerbitkan versi terbaru Tinjauan Postur Nuklir. Sekitar 20 bom nuklir tipe B61 dari AS masih ada di wilayah Jerman dan senjata-senjata itu di tahun-tahun mendatang akan digantikan bom nuklir modern yang dapat dipandu dengan presisi tinggi ke targetnya.

Anggaran senjata makin tinggi

Amerika Serikat menginvestasikan banyak uang dalam modernisasi persenjataan nuklirnya. Sampai tahun 2026, AS berencana menghabiskan 400 miliar dolar untuk modernisasi senjata. Shannon Kile juga mengatakan, negara-negara yang lebih kecil seperti India dan Pakistan juga terlibat dalam "perlombaan senjata strategis." Mereka sama-sama mengembangkan senjata nuklir baru dan memperbesar kapasitas produksi mereka. Senjata nuklir tetap menjadi elemen inti dari strategi pertahanan nasional negara-negara nuklir.

Dalam laporan tahunan 2018 para peneliti SIPRI menekankan, anggaran militer mencapai rekor baru sejak berakhirnya Perang Dingin. Total pengeluaran militer di seluruh dunia naik menjadi 1.739 miliar dolar, berarti 230 dolar untuk setiap penduduk Bumi. Pada 2016, nilainya hanya 227 dolar per penduduk bumi.

Fliegerhorst Büchel
Pangkalan militer Büchel di Jerman yang diduga menyimpan 20 senjata nuklir AS sebagai bagian dari persenjataan NATOFoto: picture alliance / dpa

Kenaikan anggaran militer sangat mencolok di Asia Timur. Cina misalnya meningkatkan anggaran pertahanannya sebesar 5,6 persen menjadi 228 miliar dolar. Sementara di Eropa, situasinya lebih bervariasi: Negara-negara Eropa Timur menghabiskan lebih sedikit anggaran militer dibanding tahun sebelumnya, tetapi di Eropa Barat pengeluaran pertahanan meningkat.

Senjata dari Jerman cukup diminati

Menurut Kementerian Pertahanan Jerman, pada 2017 Jerman menghabiskan sekitar 43,5 miliar dolar untuk belanja militer, hampir 3 miliar dolar lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Sementara Amerika Serikat masih menduduki peringkat teratas dengan anggaran militer senilai 610 miliar dolar - diikuti oleh Cina, Arab Saudi, dan Rusia.

Menurut temuan peneliti Stockholm, tren lain juga meningkat: Perdagangan senjata global meningkat secara signifikan dalam sepuluh tahun terakhir setelah mencapai titik terendah sejak Perang Dingin pada awal tahun 2000-an. Setelah Amerika Serikat, Rusia, dan Perancis, Jerman kini menempati urutan keempat pengekspor senjata terbesar dunia.

Nina Werkhäuser, dpa (hp/vlz)