1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bandara Eropa Direkayasa Agar Hemat Energi

16 Juli 2018

Tidak sedikit bandar udara berdesain modern menggunakan teknologi usang yang boros energi. Terutama sistem yang bertanggungjawab mengatur pemanasan atau pendinginan gedung seringkali menyedot energi dalam jumlah besar.

https://p.dw.com/p/31WDh
zur Nachricht - Roms Flughafen Fiumicino nach Feuer gesperrt Symbolbild
Bandar udara Fiumicino, Roma, ItaliaFoto: picture-alliance/Arco Images/Schoening

Sistem Sensor Cerdas Merekayasa Bandara Hemat Energi

Menjawab tantangan ini, para ilmuwan Eropa mengembangkan sensor cerdas dan sistem monitoring yang secara otomatis mendeteksi penggunaan energi berlebihan. Dengan sistem sensor dan software cerdas, para periset membuat pengelola bandara bisa berhemat energi hingga 20%.

Tekniknya kini diterapkan di Leonardo da Vinci Airport di Fiumicino dekat Roma. Ini adalah bandara tersibuk keenam di Eropa. Sekitar 40 juta penumpang dilayani setiap tahunnya. Kebutuhan energi bandara utama di Italia ini setara sebuah kota dengan 50.000 rumah.

Direktur pelaksana Leonardo da Vinci Airport, Stefano Donnarumma menjelaskan: "Area di dalam bandara saja luasnya lebih 300.000 meter persegi. Kami memasang sekitar 100.000 lampu penerangan. Semua areal perlu banyak energi untuk meregulasi temperatur, menghangatkan atau mendinginkan volume udara amat besar."

Sistem ventilasi di airport lawas itu tidak terlalu efisien. Penghematan Energi pada AC tanpa mempengaruhi kenyamanan penumpang adalah tantangan berat. "Sistem ventilasi semacam ini, mengkonsumsi 50 persen energi yang digunakan di bandara. Meningkatkan efisinsi satu peralatan saja, kami dapat mereduksi secara signifikan konsumsi keseluruhan.", papar Andrea Costa, peneliti teknik sipil dari National University of Ireland, Galway.

Sensor cerdas turunkan kebutuhan energi

Sebuah proyek riset Eropa menunjukan teknologi sensor digabung Software Cerdas untuk membuat sistem AC tua jadi lebih cerdas. "Kita ada di bawah terminal 1 Fiumicino airport. Lewat pipa sepanjang beberapa kilometer ini, udara dipompa ke gedung terminal. Ini unit pengatur udara, yang mengkonsumsi energi panas dan listrik", jelas Nicolas Rehault, peneliti di Fraunhofer Institute for Solar Energy Systems.

Di sepanjang jaringan ventlasi bawah tanah, para peneliti memasang sensor yang secara otomatis mendeteksi beragam masalah tersembunyi yang memicu pemborosan energi. Misalnya pemanasan yang simultan dengan pendinginan serta kerusakan fungsi mekanis.

Direktur pelaksana perusahaan Sensus M.I. Italia, Francesco Cara menjelaskan, "Semua data dari sensor dihimpun dalam unit ini, lalu ditransmisikan lewat pengendali ke pusat basis data."

Software cerdas secara konstan menganalisis data. Jika problem  terdeteksi, softwarenya segera menginformasikan ke bagian perawatan, agar pemborosan energi bisa dihentikan secepat mungkin.

"Kita lihat ada kesalahan di sini. Alat memberi tahu, suhu di luar kendali, di situ ada masalah dengan unit pengendali dan satu pompa. Juga ada email yang dikirim ke manajer energi, memberi tahu tentang masalah. Dengan itu dia bisa menindak lanjuti untuk menjamin bahwa problem diatasi dengan cepat dan efektif", kata insinyur Mike Brogan.

Riset masih terus berlanjut dan pengembangan mengarah pada semacam "rumah pintar" bagi Bandara boros energi di Eropa. Sebuah solusi yang simpel dan murah, yang bisa menghemat energi dan sekaligus mereduksi emisi CO2.

as/vlz(DW Inovator)