1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

151209 Klima Kopenhagen Minister

16 Desember 2009

Sejak Selasa malam (15/12) para menteri lingkungan hidup mendapat giliran berbicara secara resmi di konferensi iklim Kopenhagen. Ban Ki Moon membuka segmen tingkat tinggi ini dengan sebuah seruan.

https://p.dw.com/p/L3cX
Menteri lingkungan Jerman Norbert Röttgen mendapat tugas penting di Kopenhagen.Foto: picture-alliance/ dpa

Sekjen PBB Ban Ki Moon berpidato di hadapan para menteri di ruang perundingan besar di Kopenhagen. Waktu saling menyalahkan sudah berakhir. Tidak bisa menunggu detik-detik terakhir untuk memecahkan semua masalah, ketika para pemimpin dan kepala negara datang hari Jum'at (18/12).

"Kita tahu apa yang harus kita lakukan. Kita tahu apa yang diharapkan dunia. Tugas kita disini saat ini adalah untuk menetapkan kesepakatan. Sebuah kesepakatan yang kita inginkan bersama. Sebuah kesepakatan yang mengurangi emisi gas rumah kaca. Sebuah kesepakatan yang dapat melindungi pihak yang menderita paling parah dan yang dapat mengamankan era pembangunan dan pertumbuhan hijau untuk semua.“

Menteri lingkungan hidup Jerman Norbert Röttgen mendapatkan tugas penting dari ketua konferensi. Yaitu membangun kepercayaan antara negara industri dan negara berkembang. Kepercayaan ini agak terguncang beberapa hari lalu, karena negara-negara berkembang khawatir, negara-negara kaya ingin mengelak dari tanggung jawab, kalau melihat beberapa rumusan kalimat perjanjian. Röttgen berkomentar atas tugasnya.

"Saya kira, ini menunjukkan, bahwa Jerman mempunyai posisi jelas sebagai bagian dari Uni Eropa dan negara industri. Dan ini juga menunjukkan, bahwa Jerman medapat kepercayaan dari negara-negara berkembang. Kita tidak mau memilah kelompok-kelompok yang ada, melainkan akan melakukan langkah-langkah untuk membangun kepercayaan, untuk mempersiapkan landasan untuk sebuah keputusan.”

Tetapi belum terlihat dapat tercapai keputusan. Perbedaan pendapat antara blok utara dan blok selatan masih sangat besar. Negera-negara berkembang dan ambang industri harus meyakini, bahwa perkembangan industri yang bersih dan bahan bakar terbarukan juga lebih baik bagi mereka. Penasehat iklim kanselir Jerman, Hans-Joachim Schnellhuber, mengatakan,

"Juga dengan alasan ekonomi, negara-negara berkembang harus melakukan perkembangan yang bersih. Tetapi mereka masih saja menganggap ini adalah sebuah trik penjajahan blok utara. Sebaliknya blok utara juga harus siap mendukung negara-negara ini secara substansial. Tetapi harus ada keajaiban politik agar jembatan ini bisa dibangun.“

Banyak pengamat lingkungan juga memiliki harapan sama. Sebenarnya banyak yang berhasil diraih pada minggu pertama, tetapi sekarang perundingan berjalan alot karena semua pihak ingin menyimpan kartu as-nya sebelum fase menentukan. Komentar Christoph Bals dari organisasi Germanwatch:

"Masih mungkin, kita akan mendapatkan apa yang kita usahakan disini, di Kopenhagen. Sekarang para pemimpin politik yang masih akan datang harus membawa ambisi politis yang diperlukan. Tetapi bisa juga, yang dicapai hanyalah pernyataan niat-niat baik saja. Ini kita sebut 'green wash deal', yaitu acara pertunjukan terbesar yang pernah kita lihat. Kita sekarang belum berada pada sisi yang aman.“

Kesepakatan terutama bergantung dari Amerika Serikat dan Cina. Kedua negara dengan emisi CO2 terbesar ini saling menuding, kurang bertindak untuk perlindungan iklim. Tetapi menteri lingkungan Jerman Röttgen masih optimis akan tercapai hasil akhir. Menurutnya, tekanan waktu juga termasuk taktik perundingan.

Henrik Böhme / Anggatira Rinaldi
Editor: Dyan Kostermanns