1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi di Pakistan Tetap Dramatis

23 Agustus 2010

Di daerah banjir di Pakistan situasi tetap dramatis. Diperkirakan gelombang banjir mencapai puncaknya di provinsi Sindh selambatnya hari ini. Sementara nasib 20 juta korban banjir belum membaik.

https://p.dw.com/p/OtgD
Foto: AP

Banjir bandang yang ibaratnya tsunami terus meluas. Pemerintah di Pakistan selatan mulai mengungsikan 150.000 orang di daerah itu. Warga tiga distrik terpaksa harus meninggalkan rumah mereka akibat banjir dari sungai Indus. Di antaranya warga kota Shahdakot yang jumlahnya sekitar 100.000. Padahal kota itu terletak 50 km dari sungai Indus.

Saleh Farooqui, direktur jenderal badan penanganan bencana di provinsi Sindh mengatakan, banjir telah menggenangi sedikitnya empat distrik, termasuk daerah pedesaan, sehingga memaksa 200.000 orang pindah ke daerah yang letaknya lebih tinggi dalam 24 jam terakhir. Banyak orang tidak bersedia meninggalkan rumah mereka, karena khawatir harta bendanya akan dijarah. Terutama di desa-desa di sekitar kota Shahdakot banyak orang terkurung air, dan hanya dapat diselamatkan dengan perahu.

Überschwemmungen in Pakistan Flash-Galerie
Sejumlah perempuan dan anak-anak menunggu pembagian makanan di tempat penampungan yang didirikan AU Pakistan di Sukkar, provinsi Sindh (21/08).Foto: AP

Hyderabad Aman Banjir

Namun demikian, kota Hyderabad, yang menjadi kota keenam terbesar di Pakistan kemungkinan besar tidak akan dilanda banjir. Bendungan-bendungan di kota itu telah diperkuat, demikian dikatakan pemerintah kota. Hyderabad dinyatakan aman dari banjir.

Seorang perempuan yang berhasil selamat dari luapan air mengatakan, "Syukur paman saya menerima kedatangan kami. Ia memiliki semua yang kami butuhkan. Tetapi dalam waktu dekat kami harus mendaftarkan diri pada pemerintah setempat, supaya kami mungkin akan mendapat bantuan untuk pembangunan kembali."

Markus Löning, Menschenrechtsbeauftragter der Bundesregierung
Utusan khusus pemerintah Jerman untuk bantuan kemanusiaan, Markus LöningFoto: picture-alliance/dpa

Ia menambahkan, sekarang ia bertanya-tanya, bagaimana nasib anak-anaknya nanti. Sekolah mereka rubuh, seperti halnya, seluruh desa tempat mereka tinggal yang sekarang hanya puing-puing belaka. Perempuan itu masih beruntung. Ia masih sempat meninggalkan rumahnya dan berhasil mencapai Lahore, yang terletak jauh dari sungai Indus yang tidak henti-hentinya mendatangkan banjir baru.

Kunjungan Politisi Jerman

Sabtu lalu (21/08) utusan khusus pemerintah Jerman untuk bantuan kemanusiaan, politisi partai liberal Jerman, FDP, Markus Löning mengadakan kunjungan ke daerah bencana tersebut. Kesimpulan yang ditariknya sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Löning terpukul dan terharu atas apa yang disaksikannya. Ia mengatakan, "Kita memang melakukan banyak hal. Tetapi orang harus mengakui, kerena dimensi bencana yang terjadi di sini, yang kita lakukan tidak akan cukup.“

Karena, walaupun gelombang banjir dalam hari-hari mendatang mengalir ke delta Indus dan kemudian ke laut seperti harapan pemerintah Pakistan, juga hujan akibat monsun kemungkinan akan berkurang dalam pekan mendatang, bencana di negara itu masih akan berlanjut berminggu-minggu. Khair Mohmad Kalor, direktur bidang pengoperasian pada badan penanganan bencana di Sindh mengatakan, air di sungai Indus tidak mengalir secepat biasanya ke laut, karena air sangat tinggi. Delapan juta orang sekarang masih menunggu bantuan yang dapat menyelamatkan mereka dari kematian. Demikian keterangan PBB.

Superteaser NO FLASH Pakistan Überschwemmung Flutkatastrophe Flüchtlinge Insel
Sebuah keluarga terjebak di tanah yang mereka miliki, yang kini dikelilingi air di dekat Bachel, Sindh (19/08).Foto: AP

Sumbangan Sudah Diterima

Sementara itu, menurut laporan beberapa kantor berita, sumbangan sejumlah lebih dari delapan ratus juta Dolar telah diterima Pakistan. Jumlah itu dua kali lipat dari yang diminta PBB, untuk dapat segera menyediakan makanan, tenda-tenda dan pengobatan serta perawatan kesehatan bagi korban banjir. Untuk sumbangan itu Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi menyatakan terima kasih. Dalam sebuah konferensi pers di Islamabad ia mengatakan, "Dalam situasi seperti ini, ketika negara-negara Eropa dan AS juga sedang mengalami resesi, dan keengganan menyumbang ramai didiskusikan, solidaritas seperti ini bagi Pakistan, sangat membesarkan hati."

UN Pakistan Außenminister Shah Mahmood Qureshi zu Hilfe aus Indien
Menlu Pakistan Makhdoom Shah Mehmood Qureshi,Foto: AP

Paman dari perempuan yang berhasil selamat dari banjir, yang menampung keluarganya di Lahore, memandang masa depan mereka seraya berkata, "Saya menyerukan kepada pemerintah untuk mencatat nama-nama korban dan mendatangkan bantuan bagi mereka. Yang dihancurkan banjir rumah-rumah dan semua hasil panen. Tanpa bantuan finansial mereka tidak akan mungkin berhasil mengadakan pembangunan kembali.“

Namun masalahnya tampaknya sangat sulit untuk diatasi. Keadaan ekonomi yang sangat buruk, kegagalan panen kali ini, harga barang yang meningkat drastis, kekurangan bahan bakar dan 20 juta korban banjir. Bagaimana caranya pemerintah Islamabad menopang semua itu, sepenuhnya tidak jelas. Menteri Keuangan Abdul Hafeez Sheikh direncanakan akan bertemu dengan sejumlah pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) hari ini (Senin, 22/08) untuk mendiskusikan dampak negatif banjir bagi perekonomian Pakistan.

Jürgen Webermann/afp/rtr/Marjory Linardy

Editor: Rizki Nugraha