1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi di Sri Lanka Belum Membaik

23 Februari 2007

Serangan udara, serangan bom, pertempuran artileri dan pembunuhan – demikian gambaran situasi di Sri Lanka setelah lima tahun gencatan senjata.

https://p.dw.com/p/CTBa
Foto: AP

Tidak pernah suatu gencatan senjata sedemikian parahnya, tidak pernah kemungkinan untuk perundingan antara pemberontak Macan Tamil dengan pemerintahan di Colombo sedemikian kecilnya. Sebulan yang lalu, pihak militer menguasai sebagian besar wilayah pemberontak di timur Sri Lanka. Sebuah serangan ke pusat Macan Tamil di wilayah utara pun bukan hal yang tidak mungkin lagi bagi juru bicara militer Prasad Samarasinghe.

„Pasukan keamanan Sri Lanka bertanggung jawab bagi semua warga, tidak peduli dari kelompok mana mereka berasal dan dimana mereka tinggal. Pasukan keamanan harus menghilangkan terorisme untuk memastikan hidup yang aman bagi semua warga sipil.“

Serangan dan perebutan wilayah tidak menggambarkan kesepakatan gencatan senjata. Pihak pemerintah mengatakan, kelompok pemberontak lah yang lebih dulu dan lebih sering melanggar kesepakatan tersebut. Kelompok Macan Tamil berargumentasi sebaliknya. Banyaknya korban yang tewas mengingatkan pada perang saudara tahun 80 dan 90an. Menurut ahli politik Paikiasothy Saravanamuttu, Sri Lanka harus belajar dari pengalaman masa lalu itu.

„Tidak ada jalan keluar dari konflik, melainkan hanya jalan keluar secara politik melalui perundingan.“

Serangan dari kelompok pemberontak bermula sekitar setahun yang lalu. Pihak pemerintah di bawah Presiden Rajapakse yang nasionalis lalu menyerang balik. Kelompok pemberontak menjawabnya dengan serangkaian serangan. Dan ini seperti tidak ada habisnya. Di waktu yang bersamaan, kedua belah pihak mengatakan mereka masih menginginkan perundingan. Seperti yang dikatakan juru bicara pemerintahan Keheliya Rambukwella.

„Kami masih mengharapkan jalan keluar melalui perundingan. Namun, kelompok Macan Tamil harus menghentikan sikap bermusuhan mereka. Ini berarti meletakkan senjata mereka.“

Hingga kini, kedua belah pihak tidak ada yang mau membatalkan kesepakatan gencatan senjata secara resmi untuk menghindari pandangan negatif komunitas internasional. Namun, aksi kekerasan terus berlangsung walau pun banyak himbauan damai yang datang dari mediator asing. Ahli politik Saravanamuttu sendiri pesimis tentang perdamaian di Sri Lanka.

„Setidaknya untuk satu tahun ke depan tidak akan ada inisiatif yang sunggu-sungguh untuk mengadakan suatu perundingan.“