1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skandal Dioxin Jerman juga pada Daging Babi

11 Januari 2011

Dua pekan setelah terungkapnya skandal dioxin makanan ternak di Jerman, dari 5000 peternakan dan perusahaan industri peternakan yang ditutup, 500 kembali dibuka. Peraturan bagi produsen makanan ternak akan diperketat.

https://p.dw.com/p/zwEN
Peternakan babi di JermanFoto: dapd

Tidak hanya skandal dioxin yang masih menjadi tema perdebatan di Jerman. Penyebab tercemarnya makanan ternak dengan dioxin juga jadi pembicaraan luas di kalangan pedagang dan konsumen. Meskipun demikian juru bicara kementerian ekonomi Jerman Holger Eichele mengatakan dimensi pencemaran dioxin yang jelas terbatas. Tidak ada produksi susu yang tercemar dioxin. Namun Eichele belum memberikan tanda krisis itu sudah berakhir

"Kami baru akan mencabut peringatan bahaya jika semua hasil sudah disodorkan dan juga semua uji coba untuk hewan-hewan lainnya selesai diteliti.“

Sementara itu dari negara bagian Niedersachsen untuk pertama kalinya dilaporkan ditemukannya kadar dioxin tinggi pada daging babi. Ratusan babi di sebuah peternakan terpaksa dibunuh. Di perusahaan peternakan lainnya hasil uji coba penyembelihan menunjukkan pula tingginya kadar dioxin. Pencemaran itu berawal dari negara bagian Schleswig-Holstein. Perusahaan produsen makanan ternak Jerman Harles und Jentzsch mensuplai sekitar 3000 ton makanan ternak yang tercemar dioxin ke lima negara bagian di Jerman. Pengawasan sendiri yang dilakukan salah satu perusahaan makanan ayam penerima suplai, akhir Desember lalu menemukan tingginya kadar dioxin yang melewati batas. Badan pengawas yang mendapat laporan tersebut itu, menemukan pelanggaran batas kadar dioxin pada telur dan ayam petelur.

Residu fungisida diduga sebagai sumber pencemaran dioxin berkadar tinggi pada makanan ternak itu. Demikian keterangan organisasi pelindung konsumen Foodwatch Senin (10/01) kemarin. Foodwatch mengambil kesimpulan tersebut berdasarkan uji coba yang menunjukkan bahwa pestisida pelindung tanaman dari jamur dan penyakit untuk pertanian kedelai, dapat berperan sebagai penyebab pencemaran dioxin. Sebaliknya perhimpunan petani Jerman memandang residu fungisida sebagai sumber pencemaran dioxin kemungkinannya sangat kecil. Sekretaris Jenderal perhimpunan petani Jerman, Helmut Born kepada harian Jerman Frankfurter Rundschau mengatakan, jika berdasarkan asumsi Foodwatch itu, berarti ada orang yang mencampurkan berember-ember residu fungsida agar tercapai kadar dioxin tinggi seperti yang ditemukan pada perusahaan produsen makanan ternak Harles und Jentzsch. Perusahaan di negara bagian Schleswig Holstein itu dipandang sebagai penanggung jawab tercemarnya makanan ternak dengan kadar dioxin tinggi.

Sementara organisasi pelindung konsumen Foowatch meminta peraturan lebih ketat. Akar skandal tersebut terletak pada perusahaan-perusahaan makanan ternak. Dikatakan pimpinan Foodwatch Thilo Bode kepada harian Schweriner Volkszeitung. 150 ribu ton makanan ternak yang terdata tercemar dioxin merupakan puncak gunung es dari kondisi yang ada. Peraturan di sektor industri makanan ternak di Jerman terlalu longgar, kritik Bode.

Dyan Kostermans/dpa/AFP

Editor: Hendra Pasuhuk