1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Soal Penguasaan Tanah, Prabowo Tuai Kritik di Medsos

17 Februari 2019

Prabowo mengakui menguasai 340.000 hektar tanah di Kaltim dan Aceh Tengah. Menurutnya dia rela menyerahkan tanah itu kepada negara, namun mengaku lebih baik dikelola seorang nasionalis seperti dirinya ketimbang asing.

https://p.dw.com/p/3DXf4
Indonesischer Präsidentschaftskandidat Prabowo Subianto
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Raharjo

Hujan kritik memenuhi linimassa Twitter saat Prabowo Subianto membacakan pernyataan penutup. Dia mengakui menguasai tana seluas 220.000 hektar dan di Kalimantan Timur dan 120.000 hektar di Aceh Tengah. Menurutnya dia rela menyerahkan tanah itu buat kepentingan negara, namun merasa berhak mengelola ketimbang dikuasai pihak asing.

"Setiap saat negara bisa ambil kembali," tanah tersebut, kata dia. "Untuk negara saya rela kembalikan. Tapi daripada lari ke orang asing lebih baik saya kelola. Saya patriortis," imbuhnya.

Sontak pernyataan tersebut memicu reaksi negatif warganet. Pengamat terorisme Sidney Jones misalnya menilai gaya Prabowo mengakhiri debatnya tergolong"aneh." "Apakah itu pesan terpenting buat Indonesia?" tulisnya. 

Pengakuan Prabowo dibuat untuk menjawab ucapan Joko Widodo yang sebelumnya membalas kritik pembagian konsensi lahan untuk perusahaan besar. Menurutnya pemerintahannya memberikan lahan "kepada yang kecil-kecil, bukan yang besar."

"Saya tahu pak Prabowo punya tanah 220 ribu hektar di kalimantan, juga di Aceh tengah. Saya sampaikan bahwa pemberian konsesi ini tidak dilakukan di masa pemerintahan saya", kata dia.

Menanggapi hal tersebut, aktivis media sosial ZA Effendy, menilai pernyataan petahana terkait penguasaan tanah lawan debatnya "tidak relevan" dalam masalah pembagian lahan konsesi. 

Klaim Jokowi terkait 2,6 juta hektar lahan yang telah dibagikan kepada rakyat kecil juga tidak akurat. Menurut data KLHK yang dilansir Tirto.id, hingga pertengahan Februari 2019 baru sekitar 1,8 juta hektar yang telah dibagikan.

Meski demikian warganet lebih banyak membahas penguasaan lahan oleh Prabowo yang mencapai ratusan ribu hektar. Seorang netizen misalnya menggoda pendiri Partai Gerindra itu untuk membagi-bagikan tanahnya sesuai program pemerintah. 

Ironisnya tidak banyak yang mengritik nada xenofobia dalam ucapan Prabowo. Dalam pilpres 2019, isu dukungan asing menjadi bola panas yang dilemparkan kedua kubu. Tim BPN Prabowo misalnya berulangkali menyebut paket kebijakan ekonomi Jokowi dan pembelian saham Freeport sebagai kebijakan pro asing.

Ketika menanggapi klaim Prabowo ihwal seorang nasionalis sebagai investor yang lebih baik. jurnalis senior Dandhy Laksono, bergurau bahwa bagaimanapun pemodal asing akan tetap bisa menguasai perekonomian lewat cara lain. 

Tak lupa, ia pun menyentil orang-orang di sekitar Jokowi. 

Gurauan sinis serupa dilayangkan politisi PDI-P, Zuhairi Misrawi. Melalui akun Twitternya dia menulis kesannya tentang kesimpulan debat capres kali ini. Jika "Jokowi menguasai masalah," kicaunya, "Prabowo menguasai tanah."

rzn/ap