1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Sopir Bus Sandera 51 Murid Sekolah dan Bakar Bus

21 Maret 2019

Semua anak-anak dalam bus sekolah yang dibajak dan dibakar di Italia utara berhasil diselamatkan. Polisi mengatakan pria yang membajak kendaraan itu ingin agar tidak ada lagi pengungsi yang harus mati di laut.

https://p.dw.com/p/3FQvV
Italien | Mailand | Busfahrer Entführung & Brand
Foto: picture-alliance/dpa/ROPI

Seorang sopir bus sekolah di Italia diberitakan menyandera 51 anak-anak dan  guru pendamping mereka di dalam bus di kota San Donato Milanese, Italia utara, sebelum kemudian membakar bus tersebut.

Semua anak-anak diselamatkan ketika bus dihentikan oleh blokade jalan polisi. Aksi kejar-mengejar berlangsung selama 40 menit. Polisi lalu memecahkan kaca jendela bus dan membantu para murid keluar dari bus, karena pengemudi mengancam akan bunuh diri.

Pria, yang menurut polisi adalah orang Italia asal Senegal, diduga memerintahkan seorang guru untuk mengikat tangan anak-anak itu dengan ikatan plastik, tetapi guru itu hanya dengan mengikatnya secara longgar sehingga mereka dapat dengan mudah membebaskan diri. Demikian menurut kantor berita Italia ANSA.

Komandan polisi Luca De Marchis mengatakan sopir bus, yang tidak bersenjata, akan didakwa dengan tuduhan penculikan dan berupaya melakukan pembunuhan massal.

Siswa berhasil menelepon polisi

"Kami semua sangat ketakutan," kata seorang anak lelaki yang diwawancarai secara anonim oleh surat kabar La Repubblica. "Dia mengikat kami semua dan menyita semua ponsel sehingga kami tidak bisa memanggil polisi."

Tetapi satu ponsel jatuh di lantai dan bocah itu menggunakannya untuk menelepon polisi setelah berhasil melepaskan ikatan tangannya, menurut La Repubblica.

Juru bicara kepolisian Marco Palmieri mengatakan setelah polisi menangkap pria itu, "Dia berteriak, 'Hentikan kematian di laut, saya akan melakukan pembantaian.'"

Seorang bocah laki-laki dari bus mengatakan bahwa "[Sopir bus] menginginkan balas dendam untuk putrinya" yang meninggal di laut ketika mencoba mencapai Italia, menurut video yang diposting oleh situs Agenzia Vista. "Dia ingin membalas dendam untuk ketiga putrinya dan membunuh kami," katanya.

Catatan kriminal

Polisi mengatakan tersangka memiliki catatan kriminal, pelecehan seksual dan mengemudi saat mabuk. Ia memperoleh kewarganegaraan Italia pada tahun 2004.

Matteo Salvini, menteri dalam negeri dan ketua partai Liga Anti Imigrasi, mempertanyakan mengapa seseorang dengan catatan kriminal diizinkan untuk mengemudikan bus sekolah.

Pejabat menteri dalam negeri mengatakan mereka sedang menjajaki kemungkinan mencabut kewarganegaraan Italia tersangka.

Pemerintah Italia telah menutup pelabuhan bagi kapal yang menyelamatkan pengungsui dari pantai Libya. Menteri Salvini mengatakan langkah ini telah membantu mengurangi angka kematian karena jauh lebih sedikit orang yang sekarang menempuh jalur laut.

PBB memperkirakan sekitar 2.297 migran tenggelam atau hilang di laut pada 2018 saat mereka mencoba mencapai Eropa.

vlz/hp (AFP, AP, dpa, Reuters)