1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sosialis Menang di Yunani, Ceko Rintangi Perjanjian Lisabon

Asril Ridwan6 Oktober 2009

Partai Sosialis memenangkan pemilu di Yunani Sementara Ceko masih bersikap menantang perjanjian reformasi Uni Eropa, atau yang dikenal sebagai perjanjian Lisabon. Media Internasional menyorotinya.

https://p.dw.com/p/K03z

Harian Spanyol EL PAIS mengomentari kemenangan Partai Sosialis dalam pemilihan umum di Yunani. Harian ini menulis,

" Pengunduran diri Perdana Menteri Yunani Kostas Karamanlis setelah pemilihan umum, sebagai ketua partai konservativ merupakan konsekwensi yang tepat. Kekalahan dalam pemilihan umum, merupakan kesalahannya sendiri. Ia tidak berbuat banyak dalam menghadapi krisis ekonomi Ketika pecah gerakan perlawanan mahasiswa tahun lalu, ia bersikap kaku. Dalam kasus kebakaran hutan, pemerintahnya tidak memiliki orientasi untuk menanganinya. Kemenangan Partai Sosialis di Yunani, merupakan pengecualian dilingkungan Uni Eropa. Hanya di Ingggris, kelompok kiri. dibawah pimpinan Perdana Menteri Gordon Brown, yang mulai goyah, yang memiliki suara mayoritas mutlak . Pemenang pemilihan umum di Yunani, menerapkan sosialisme liberal. Pemerintah yang baru akan menjalankan kebijakan yang moderat.

Harian Austria WIENER ZEITUNG yang terbit di Wina mengomentari kemenangan Partai Sosialis dibawah pimpinan Giorgos Papandreou dalam pemilihan umum di Yunani sebagai berikut,

"Hasil pemilihan umum pada akhirnya dengan jelas menunjukkan harapan bahwa benar-benar akan terjadi perubahan setelah selama berdasawarsa Yunani diguncang skandal dan krisis. Dengan melontarkan tema kampanye untuk memerangi nepotisme , sekarang Giorgos Papandreou berada dipucuk pimpinan negara. Ia oleh ayahnya ditarik menjadi aggota parlemen, dan ketika ayahnya menjadi Perdana Menteri, ia menjabat sekretaris negara dan menteri. Penantangnya Kostas Karamanlis, keponakan dari mantan Perdana Menteri Konstantinos Karamanlis. tidaklah yang terbaik. Malah sebaliknya. Skandal dan kasus korupsi , yang akhirnya membuat pemerintahannya menunjukkan ketidakmampuan dan memaksa dilakukannya pemilihan umum baru. Dan menampilkan Papandreou sebagai sosok yang jujur dari kedua politisi. Andil kemenangan kelompok kiri, sekaligus menunjukkan kelompok kanan menghancurkan dirinya sendiri".

Tema lainnya yang disorot media Internasional adalah blokade yang dilakukan Presiden Ceko Vaclav Klaus terhadap perjanjian reformasi Uni Eropa, yang dikenal dengan sebutan perjanjian Lisabon. Harian SwIss NEUE ZÜRCHER ZEITUNG menulis,

" Dengan melakukan perlawanan yang gigih, presiden dari sebuah negara bekas komunis, mempersulit negaranya menempuh jalan menuju Eropa. Ini juga berlaku bagi Perdana Menteri Polandia Lech Kaczynski, yang juga masih belum menandatangani perjanjian reformasi Uni Eropa. Politisi dari bekas negara blok timur dari pengalamannya selama ini hendaknya mengetahui dengan jelas betapa pentingnya perspektiv Uni Eropa sebagai motor penggerak untuk melakukan perubahan.Presiden Vaclav Klaus dengan penolakannya yang bersikap kepala batu, akan merugikan negaranya sendiri. Gebrakan penolakan terakhir dari Ceko menyangkut perjanjian Lisabon dengan Vaclav Klaus sebagai pelaku utamanya , kelihatan akan berakhir. Bila ia tidak dapat menerimanya. maka mengundurkan diri merupakan sebuah konsekwensi yang logis".