1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Indonesia Negara yang Tidak Aman bagi Perempuan?

8 Maret 2019

Hasil studi dari perusahaan riset di Singapura, Value Champion, menemukan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua negara yang paling berbahaya untuk perempuan di wilayah Asia Pasifik.

https://p.dw.com/p/3Ef2N
Indonesien Vergewaltigung Demo
Foto: picture alliance/ZUMA Press/A. Kuncahya

Sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan riset yang berbasis di Singapura, Value Champion, menemukan bahwa Indonesia adalah negara paling berbahaya kedua bagi perempuan di kawasan Asia Pasifik.

Dari 14 negara Asia Pasifik yang dianalisis, India, Indonesia dan Filipina dianggap sebagai negara yang paling tidak aman bagi perempuan.

Akses di bawah standar untuk perawatan kesehatan, lemahnya undang-undang tentang keselamatan perempuan dan ketidaksetaraan gender secara umum adalah alasan mengapa ketiga negara tersebut berada di posisi tiga terbawah.

Indonesien Züge für Frauen Jakarta
Gerbong kereta khusus perempuan di Jakarta.Foto: AP

India mendapat skor terendah, diikuti oleh Indonesia, yang berada di peringkat ke-13, dan Filipina di urutan ke-12.

"Sikap patriarkal yang mengakar kuat baik karena pemahaman budaya atau agama menyebabkan perempuan (di tiga negara ini) lebih khawatir akan kesejahteraan mereka daripada (perempuan) di negara lain dalam daftar kami," tulis Anastassia Evlanova yang merupakan analis riset di Value Champion.

Aktivis di Indonesia mendorong pemerintah untuk mengesahkan RUU tentang kekerasan seksual, yang menghadapi perlawanan dari Muslim konservatif.

RUU ini telah dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat sejak 2016 dan pertama kali diusulkan setelah terjadinya kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis 14 tahun di Bengkulu di tahun yang sama.

Analisis berdasarkan data publik

Parameter yang digunakan dalam studi ini adalah tingkat keselamatan, perawatan kesehatan dan peluang yang tersedia bagi perempuan, dengan titik berat pada keselamatan.

Dalam analisisnya Value Champion menggunakan data dari berbagai sumber, termasuk Indeks Pembangunan Manusia PBB, Indeks Perdamaian Global, Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Baca juga: Nobel Perdamaian Dipersembahkan untuk Pejuang Kekerasan terhadap Perempuan

Dalam laporannya, Value Champion juga menyatakan bahwa data terkait laporan mengenai tindak kriminal terhadap perempuan mungkin tidak sempurna. Misalnya, pada kasus pelecehan seksual dan kejahatan domestik. Di tiap negara, banyak perempuan yang tidak melaporkan tindak kekerasan seksual yang mereka alami. Oleh karena itu, ada kekurangan dalam data aktual tentang kekerasan terhadap perempuan.

"Contoh tepat dari hal ini adalah Jepang, yang meskipun menjadi salah satu negara teraman di dunia, banyak kasus pelecehan seksual yang tidak dilaporkan karena wanita merasa malu atau menyalahkan diri sendiri," kata Evlanova dalam laporan itu.

Jepang berada di peringkat keempat sebagai negara teraman bagi perempuan di Asia Pasifik.

Lima negara paling aman dalam hal keselamatan perempuan adalah Singapura dan Selandia Baru (sama-sama di peringkat ke-1), Australia, Jepang dan Taiwan.

na/vlz (valuechampion, the straits times)