1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Studi Medis Simulasikan Kondisi Antariksa

Judith Hartl18 Juli 2013

Sebuah lab khusus yang memperbolehkan subyek penelitiannya hidup dan diobservasi dalam kondisi terkontrol baru-baru ini dibuka di Köln. Sebuah areal uji coba yang ideal bagi studi antariksa dan medis.

https://p.dw.com/p/199h8
Foto: picture alliance/R. Goldmann

Envihab - sebuah kombinasi "lingkungan" dan "habitat" - adalah laboratorium riset termutakhir dari Pusat Riset Aeronotika dan Antariksa Jerman (DLR) di Köln. Para dokter di sini mensimulasikan dan mempelajari bagaimana sebuah lingkungan tertentu mempengaruhi kesehatan seseorang.

Envihab dapat mengurung seseorang yang menjadi obyek penelitian selama berminggu-minggu. "Kami dapat menutup jendela sehingga tidak ada cahaya matahari masuk - hanya cahaya artifisial," jelas Rupert Gerzer, direktur institut.

Mereka yang setuju untuk menjadi obyek penelitian sudah memberikan izin sebelum berpartisipasi dalam eksperimen jangka panjang - kerap dalam kondisi yang sulit.

"Kami meminta mereka untuk tidur terlentang dengan posisi kepala lebih rendah 6 derajat. Ini sesuai dengan gravitasi nol," ujar fisiolog Bergita Ganse.

Observasi medis 24 jam 7 hari

Relawan yang diteliti harus makan dan tidur juga dalam posisi terlentang. Tes medis juga dilakukan dalam posisi ini - sehingga dokter dapat mempelajari dampak penerbangan antariksa panjang terhadap sistem sirkulasi tubuh.

DLR Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt
Terlentang dengan posisi kepala lebih rendah selama berminggu-minggu untuk simulasi sistem sirkulasi tubuh saat penerbangan luar angkasaFoto: DW/F. Schmidt

Para periset terutama tertarik terhadap level melatonin, yakni hormon yang membantu mengatur tidur. Efek yang sama dapat disimulasikan di dalam laboratorium DLR dengan menggunakan sistem penerangan khusus.

"Kami dapat menciptakan beragam situasi penerangan, intensitas dan atmosfernya. Ini memungkinkan kami untuk mempelajari bagaimana cahaya mempengaruhi tidur," ujar Melanie von der Wiesche, direktur studi bersangkutan.

Suara dan stres mempengaruhi tidur

Para periset juga dapat mengekspos obyek penelitian terhadap suara - baik itu suara yang terus-terusan terdengar di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), atau di kota besar pada tengah hari. Obyek penelitian juga dibangunkan dari tidur setiap 4 jam, sehingga tercipta stres pada tubuh.

"Kalau ini berlangsung terus sepanjang minggu, obyek mulai merasa terganggu, dan tubuh mulai bereaksi secara berbeda," ungkap Gerzer.

Kelembaban dan komposisi air juga dapat disesuaikan di dalam Envihab, memungkinkan periset untuk mengetahui apakah manusia dapat hidup dengan level oksigen yang kurang memadai pada situasi tertentu, atau dapat hidup dengan lebih banyak kadar karbondioksida dan nitrogen.

Pengaruh gravitasi tinggi pada organ tubuh

Kelompok periset Envihab juga dapat mengatur kekuatan gravitasi dengan menggunakan pemusing berlengan pendek. Subyek duduk di ujung korsel yang berbentuk salib.

DLR Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt
Pemusing berlengan pendekFoto: DW/F. Schmidt

"Kami dapat menambah kekuatan hingga setara dengan enam kali gravitasi bumi," dikatakan Guido Petrat, salah satu periset.

Salah satu dari empat tempat duduk pada pemusing dilengkapi peralatan layaknya unit perawatan intensif di rumah sakit. Lengan robotnya dipasang mesin USG, sehingga saat obyek penelitian berputar, para periset dapat melihat jantung atau organ lainnya untuk melihat perubahan pada kepadatan pembuluh darah.

Alexander Gerst akan ikut serta dalam studi ini. Sang astronot Jerman dijadwalkan terbang ke ISS tahun 2014, tapi sebuah tempat tidur di Envihab telah disiapkan untuknya saat kembali ke bumi.

"Sebagai seorang astronot, saya juga seorang peneliti. Tapi dalam hal ini, saya juga menjadi obyek penelitian," dikatakannya. "Saya tak sabar!"