1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Sudah Tahu Ada Museum Vagina di London?

Courtney Tenz woy
19 November 2019

Walaupun akses ke teknologi dan informasi semakin terbuka dan semakin mudah diperoleh, masih banyak orang yang kurang tahu tentang organ perempuan: vagina. Museum di London ini mencoba untuk mengatasi masalah tersebut.

https://p.dw.com/p/3TECe
Vagina Museum Eröffnungsfeier
Foto: Angus Young

Hampir tidak ada bagian tubuh yang lebih sulit dimengerti atau sering disalahpahami dari organ tubuh milik wanita, yaitu vagina atau lebih tepatnya, vulva. Di kalangan para perempuan sendiri, kata vulva atau vagina juga masih sering disalahgunakan. Dari riset yang dilakukan organisasi Eve Appeal, sekitar 65% perempuan memiliki kesulitan dengan istilah vulva, bagian yang terlihat dari organ kemaluan, dan vagina, penghubung bagian yang terlihat dan bagian dalam organ tersebut. 40% dari perempuan dengan umur 16-25 tahun mengaku tidak nyaman menggunakan kata ilmiah, kata ganti yang digunakan contohnya seperti "bagian bawah".

Florence Schechter
Florence Schechter, pendiri Museum Vagina ingin bahwa orang-orang lebih terbuka untuk membicarakan Vagina dan VulvaFoto: Nicole Rixon 2019

Tentu saja, menghindari kata-kata ilmiah untuk membicarakan tema anatomi yang kompleks dapat memudahkan pembicaraan. Namun, inilah wujud ketidakmampuan kita untuk berbicara tentang tubuh perempuan. Menurut survei yang dilakukan Eve Appeal, hanya ada sekitar setengah dari perempuan di bawah 35 tahun yang dapat mengidentifikasi vagina dengan tepat.

Banyak upaya yang dilakukan para peneliti dan guru seksologi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang ilmu ginekologi. Tentunya hal ini harus dilakukan dengan cara yang menarik tapi juga edukatif.

Vagina Museum Eröffnungsfeier
Bangunan yang tadinya adalah pabrik batu bata dirombak sedemikian rupa menjadi sebuah museum di daerah CamdenFoto: Angus Young

Museum melawan hal-hal tabu

Museum yang baru dibuka di London ini terletak di daerah Camden yang terkenal sebagai daerah yang trendi. Sebagai pameran pembuka, museum ini mengusung tema "Mitos tentang Vagina dan Cara Untuk Melawannya". Lewat pameran pertama ini, pihak penyelenggara ingin pengunjung untuk lebih terbuka dan lebih sering berbicara tentang tubuh perempuan.

Tidak seperti yang mungkin dibayangkan, di sini vagina dan vulva tidak menjadi objek seni, melainkan di museum ini akan mengadakan forum, dialog dan pameran tentang hak-hak perempuan dan topik-topik terkait.

Menyampingkan pandangan keliru

Contoh untuk istilah "bagian bawah" adalah sebuah karya seni berupa lukisan dari Charlotte Wilcox. Ia mengilustrasikan bahwa vulva dapat terlihat sangat beragam - jawaban artistik untuk pertanyaaan "seperti apa yang normal?"

Vagina Museum Eröffnungsfeier
Beragam warna dan bentuk - karya seni oleh Charlotte WilcoxFoto: Angus Young

Pendiri museum ini, Florence Schechter bekerja dengan tema-tema ilmiah populer dan sudah pernah menyelenggarakan berbagai pameran tentang tema ini. Ia menggunakan pengalaman yang ia dapat untuk membangun Museum Vagina ini. Sebenarnya ini lebih dari sekadar museum tentang vagina. Selain itu ada juga sudut-sudut yang memamerkan hal-hal tentang ovarium, kanker serviks dan kehamilan. Nama museum ini dapat dibilang sebagai provokatif dan menarik. Namun, museum ini menjadi pasangan yang cocok dengan Museum Penis yang berada di Reykjavik, Islandia yang sudah ada sejak 1997. (pn/pkp)