1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sudan Terima Misi PBB

17 April 2007

Setelah mendapat tekanan internasional, pemerintah Sudan akhirnya menerima penempatan pasukan perdamaian PBB di negaranya.

https://p.dw.com/p/CP77
Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Ketua Uni Afrika Oumar Konare (kedua dari kiri)
Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Ketua Uni Afrika Oumar Konare (kedua dari kiri)Foto: AP

Misi itu mencakup pengerahan 6 helikopter tempur dan 300 pasukan PBB, untuk memperkuat sekitar 7000 pasukan Uni Afrika yang sudah bertugas di Sudan. Sebelumnya Uni Afrika sudah beberapa kali menuntut agar pasukan perdamaian diperkuat. Senegal sempat mengancam akan menarik kontingennya, jika tidak ada kesepakatan dengan pemerintah Sudan.

Hari Senin kemarin (16/04), Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon melakukan pembicaraan dengan pimpinan Uni Afrika Oumar Konare dan Utusan Khusus PBB untuk Sudan, Jan Eliasson. Yang bahas adalah bagaimana pengerahan pasukan tambahan bisa diwujudkan segera. Setelah pembicaraan itu, Ban Ki Mppn dan anggota Dewan Keamanan menghadiri konferensi untuk misi perdamaian di Darfur.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinemeier hari Senin juga melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon. Steinmeier menerangkan setelah pertemuan itu, ia cukup optimistis tentang peluasan misi perdamaian di Darfur. Steinmeier juga menegaskan, Uni Eropa akan membahas sanksi terhadap Sudan, seandainya negara itu tetap menolak misi PBB. Uni Eropa akan mendiskusikan sanksi diluar sanksi yang dibahas oleh PBB.

Menteri Bantuan Pembangunan Jerman, heidemarie Wieczorek-Zeul, yang juga berada di New York menuntut agar Uni Eropa kalau perlu menerapkan sanksi sendiri terhadap Sudan, terpisah dari langkah PBB. Ia mengatakan, apa yang terjadi di Darfur di hadapan mata dunia internasional adalah bencana kemanusiaan. Di Darfur sedang terjadi pembasmian etnis, kata Wieczorek Zeul.

PBB dan Sudan bulan November lalu sebenarnya sudah menyepakati rancangan tiga tahap untuk mendukung misi perdamaian Uni Afrika, yang tidak terlalu kuat dan tidak punya perlengkapan memadai. Menurut rencana itu, jumlah pasukan perdamaian akan ditingkatkan secara bertahap sampai 20.000 sedadu.

Di kawasan Barat Sudan selama 4 tahun terakhir sedikitnya 200.000 orang tewas dalam berbagai serangan dan aksi pembantaian yang dilakukan kelompok milisi terhadap penduduk sipil. Milisi itu dibertakan mendapat dukungan dari pasukan pemerintah. Karena serangan-serangan itu, sekitar 2,5 juta orang terpaksa mengungsi.

Ketua Uni Afrika Oumar Konare mengatakan, ada dua batalyon pasukan Uni Afrika yang siap diberangkatkan. Namun mereka masih perlu bantuan dana dan peralatan. Tanpa bantuan dana secara rutin, misi ini sulit dilanjutkan, kata Konare. Sudan sebelumnya menjelaskan, pihaknya hanya ingin kehadiran pasukan perdamaian dari Uni afrika. Namun PBB menerangkan, jika pasukan dari Afrika tidak mencukupi, PBB juga akan meminta kontingen pasukan perdamaian dari negara lain.