1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sumbangan Pribadi Bagi Korban Banjir Pakistan

23 Agustus 2010

Menlu Pakistan mengumumkan dana bantuan yang diterima untuk korban banjir berjumlah 816 juta dolar. Tanpa sumbangan pribadi ini tidak mungkin tercapai.

https://p.dw.com/p/OuOB
Foto: AP

Bencana banjir masih tetap menjadi berita utama di media-media Pakistan. Usaha mengumpulkan sumbangan bagi korban banjir juga mulai dilakukan oleh mereka. Setiap stasiun televisi memohon pemirsa untuk turut menyumbang. Pembaca berita ini menjanjikan para penyumbang bantuan yang cepat dan transparan bagi para korban. "Bantu korban dengan mengirim uang pada rekening khusus sumbangan. Setiap Rupee berarti.“

Pemerintah Pakistan sebenarnya juga telah menyediakan rekening khusus sumbangan, tetapi respon yang ada tidak banyak. Warga Pakistan kurang percaya dengan pemerintah yang terbukti kewalahan dan politisi yang dituduh korupsi.

Mantan pemain nasional kriket Imran Khan yang kini menjual diri sebagai politisi bersih, juga mendirikan rekening khusus sumbangan bagi korban banjir. "Mari kita atas tragedi ini secara bersama.“

Demikian seruan Khan ke warga Pakistan. Partai Khan, gerakan bagi keadilan, secara politik tidak ada bobotnya. Dengan aksi sumbangan ini Khan bisa memperoleh perhatian lebih atas profilnya.

Warga biasa, seperti mahasiswa, dokter, pegawai negeri juga terjun langsung. Di seluruh Pakistan, organisasi bantuan Pakistan, inisiatif pribadi atau dinas pemerintahan mendirikan stan sumbangan.

Dua pria menjaga stan sumbangan pihak kepolisian di Islamabad. Mereka tidak mendapat sumbangan uang, tetapi kasur dan plastik berisi baju dan sepatu bekas. Salah seorang dari mereka menjelaskan : "Sebagian besar dari mereka yang sendirinya tidak punya banyak uang.“

Bagi warga yang kaya, stan sederhana itu kurang menarik. Selama lebih dari dua bulan, para polisi mengumpulkan semua sumbangan yang masuk dan mengirimnya ke Charsadda dan Nowshera. Dari sana sumbangan dibagikan ke kawasan banjir. Jumlahnya tidak banyak. Jauh lebih sedikit dari saat bencana gempa di Kashmir lima tahun yang lalu.

Setidaknya, banyak sekali warga Pakistan yang turut menolong dengan cara menampung anggota keluarga. Ini bantuan yang dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Mohammad Ibrahim, seorang pemilik lahan luas di provinsi Punjabi, menampung 200 korban sekaligus. "Mereka telah kehilangan segalanya. Rumah mereka hancur. Mereka bahkan tidak punya alas untuk tidur. Pemerintah harus menyediakan tempat tinggal bagi mereka, jika setelah banjir reda mereka kembali ke desa mereka.“

Peranan yang tidak kalah pentingnya adalah proyek bantuan asing mitra Pakistan. Ini pendapat Reiner Lang, dari Diakonie. "Kami tidak hanya datang kesini dengan bahan bantuan, tetapi juga mendengarkan kebutuhan warga. Tim bantuan lokal kami kann sudah ada disini sebelum banjir terjadi. Ini kelebihan kami, bahwa kami bisa melakukan sesuatu disini berdasarkan struktur yang telah ada.“

Ini juga berlaku bagi masa usai banjir. Saat pembangunan kembali dilakukan. Tugas yang membutuhkan lebih banyak dana, kesabaran, dan keterlibatan dibanding saat kondisi darurat.

Sabina Matthay / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk