1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

120811 USA Syrien

12 Agustus 2011

Pasukan Suriah melancarkan serangan ke titik-titik penting, dan menewaskan sedikitnya dua orang, Jumat (12/08) ini, yang merupakan hari diadakannya demonstrasi menentang rezim Suriah. Aksi dilakukan usai sholat Jumat.

https://p.dw.com/p/12FWi
Menlu Turki Ahmet Davutoglu (kanan) bertemu Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damsukus, membujuk Suriah, Selasa (09/08) untuk menghentikan kekerasan kepada pengunjuk rasaFoto: dapd

Operasi militer dilakukan pasukan Suriah, tanpa mengindahkan peringatan Amerika Serikat, yang mengancam akan menerapkan sanksi lebih lanjut, bila tak berhenti membunuhi pengunjuk rasa.

Seorang pria yang mencoba melarikan diri terbunuh, Jumat (12/08) pagi, ketika pasukan keamanan mulai menangkapi penduduk di Saqba, pinggiran Damaskus. Korban tewas lainnya adalah seorang perempuan, yang terenggut nyawanya ketika pasukan keamanan melancarkan operasi militer subuh tadi di kota Kahn Sheikhun, Provinsi Idlib.

Rami Abdel Rahman, pimpinan organisasi Syrian Observatory for Human Rights, menuturkan, puluhan tank, truk dan mobil yang ditumpangi serdadu, menyerbu kota Khan Sheikun, pada Jumat (12/08) dini hari. Dari kota itu terdengar bunyi-bunyi tembakan yang intensif.

Kamis (11/08), sekitar 16 orang telah tewas akibat serbuan brutal tentara Suriah di beberapa lokasi.

Pada hari Jumat (12/08), seperti juga Jumat lainnya yang merupakan hari umat Muslim beribadah, dimanfaatkan oleh pemrotes untuk berunjuk rasa. Setiap pekannya di hari Jumat, ribuan demonstran membanjiri jalanan.

Sementara itu, bersama dengan negara-negara Barat lainnya, Amerika Serikat terus menuntut pemerintahan di Damaskus agar mengakhiri pertumpahan darah. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mendesak Cina, Rusia dan India untuk menekan Presiden Suriah Bhasyar al Assad.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi CBS, Clinton mengimbau Cina dan India agar menerapkan sanksi energi. Sementara kepada Rusia, Clinton meminta agar negara itu menghentikan penjualan senjatanya ke Suriah. Rusia selama berpuluh tahun, menjual senjata kepada pemerintahan di Damaskus.

"Kita benar-benar harus menerapkan tekanan terhadap Assad, yaitu sanksi atas industri minyak dan gas bumi. Kita ingin Eropa mengambil langkah, dan kami ingin melihat Cina mengambil tindakan bersama kita. Kami ingin melihat tindakan India, karena India dan Cina berinvestasi di Suriah," disampaikan Hillary Clinton.

Komentar itu disampaikannya setelah para pejabat Amerika Serikat di Washington menyerukan agar Assad mengundurkan diri dari jabatannya.

Pejabat Gedung Putih mengungkapkan, dalam sebuah pembicaraan lewat telefon, Presiden AS Barack Obama dan PM Turki Recep Tayyip Erdogan sepakat bahwa dibutuhkan transisi ke arah demokrasi di Suriah.

Ayu Purwaningsih/bbc/cbs

Editor: Hendra Pasuhuk