1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taliban Ausstieg

27 Januari 2010

Pemerintah Afghanistan, dibantu beberapa negara Barat, berencana keluarkan dana besar untuk program merangkul kelompok radikal Islam. Jerman juga telah siap keluarkan dana untuk itu. Apakah pejuang Taliban dapat dibeli?

https://p.dw.com/p/Li5l
Pejuang Taliban di perbukitan di wilayah JalalabadFoto: picture-alliance/ dpa

Berbicara adalah perak. Diam adalah emas. Tak seorangpun di kalangan pemerintah di Kabul tak seorangpun yang mengetahui peribahasa ini. Dan bagi Presiden Hamid Karzai berbicara dengan kelompok Taliban yang merupakan musuhnya adalah emas. Demikian dikatakannya baru-baru ini dalam pidatonya, yang merencanakan program untuk merangkul kelompok Taliban.

Dijelaskannya, semua pejuang Taliban, termasuk pimpinannya, Mullah Omar diundang untuk meletakkan senjata dan ambil bagian dalam pembangunan di Afganistan. Gagasan ini merupakan lagu lama. Setidaknya sejak empat tahun lalu, pemerintah di Kabul telah menggagas usaha integrasi pejuang Taliban ke dalam tatanan masyarakat Afganistan.

Sampai sekarang semua upaya yang dilakukan pemerintah di Kabul untuk memperlemah kelompok Taliban dengan rangsangan uang mengalami kegagalan. Yang baru dalam perdebatan mengenai rencana Presiden Hamid Karzai adalah, banyak negara Barat, diantaranya Jerman, yang menyatakan kesediaan memberikan bantuan keuangan yang besar untuk mendukung upaya pemerintah di Kabul tersebut, yang selama ini mengalami kegagalan. Negara-negara Barat menilai, pejuang Taliban telah lelah dan berusaha untuk mendapatkan apapun.

Presiden Hamid Karzai menyambut dengan gembira isyarat dukungan dari negara-negara Barat tersebut. Ia menilai, akan banyak pejuang Taliban yang akan menyerahkan senjata, menghentikan tindak kekerasan dan kemudian aktif dalam kehidupan bermasyarakat di Afganistan. Tapi tentu tidak dapat semudah itu menilainya. Siapa yang mempercayai pejuang Taliban dapat dibeli dengan uang, maka mereka tidak mengetahui struktur dan gerakan dari kelompok Islam militan.

Kelompok Taliban berjuang bukan untuk mendapatkan uang, dan juga bukan untuk membebaskan Afganistan. Melainkan mereka berjuang bagi kemenangan Islam. Kelompok Taliban tidak kekurangan cadangan untuk merekrut pejuang baru dengan sukarela. Sebagian besar anak-anak muda di Afganistan, terutama di kawasan perbatasan dengan Pakistan, menganggur dan tidak memiliki perspektif masa depan. Umumnya mereka sangat fanatik dan bersedia mengorbankan nyawanya demi tegaknya syiar Islam.

Kelompok Taliban selama ini, menolak setiap usulan perdamaian yang disampaikan pemerintah di Kabul. Dan tidak mengakui Presiden Hamid Karzai dan pemerintahannya sebagai mitra bicara. Jutaan Dollar yang diperlukan untuk program merangkul kelompok Taliban, dengan mendesak diperlukan untuk bidang lain. Ekonomi Afganistan mengalami kehancuran, meskipun telah dilakukan pembangunan kembali selama delapan tahun. Sebagian besar warga tidak mendapatkan aliran listrik, air bersih dan tidak memiliki perspektif lapangan kerja. Mereka melihat sebuah pemerintahan yang korup. Dan tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi warga. Mereka juga tidak habis pikir, mengapa dunia Internasional menunjukkan keraguannya dalam membangun satuan militer dan polisi Afghanistan.

Melancarkan program untuk memerangi korupsi dan menata kebijakan pembangunan kembali yang selama ini salah, jauh lebih penting. Barang siapa yang dapat memberikan perspektif masa depan yang baik, ia memiliki kunci untuk menyingkirkan kelompok Taliban dan kelompok ekstremis lainnya di Afganistan.

Ratbil Shamel
Ratbil ShamelFoto: DW

Ratbil Shamel

Editor: Asril Ridwan