1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Nasib Yunani, Nasib Eropa

Rizki Nugraha24 Juli 2012

Kegagalan Athena memenuhi target pengetatan anggaran yang ditetapkan Troika, semakin menjauhkan Yunani dari rencana jangka panjang Zona Euro. Kendati diketahui, nasib Yunani dapat menyeret Eropa ke masa depan suram.

https://p.dw.com/p/15e2r
ILLUSTRATION: Eine griechische Euromünze steht vor anderen Ein-Euro-Münzen, aufgenommen in Frankfurt (Oder) am 14.06.2012. Foto: Patrick Pleul
Mata Uang Euro versi YunaniFoto: picture-alliance/ZB

Skenario keluarnya Yunani dari Zona Euro kembali menemukan gemanya di Eropa. Beberapa bulan lalu Inggris dan belanda sudah mempersiapkan untuk yang terburuk. Kini, setelah IMF menolak mengucurkan dana tambahan kepada pemerintah di Athena, pandangan serupa mulai merasuki Jerman.

Bukan rahasia umum lagi, saat ini Eropa mempersiapkan masa depan, nyaris tanpa melibatkan Yunani. Brussel belakangan malah tidak lagi segan menutupi keyakinannya, bahwa Eropa sanggup menanggung dampak keluarnya Yunani dari Zona Euro.

Perkaranya disini adalah, Dana Stabilitas Eropa (ESM) yang diharapkan akan berada di barisan terdepat dalam perang mleawan krissi utang, misalnya baru dapat berfungsi selambatnya bulan September.

Sampai saat itu Yunani akan membutuhkan dana talangan minimal sebesar 3,5 Milyar Euro untuk bisa menutupi lubang anggaran. Sampai sekarang Brussel belum mau menyepakati solusi terkait.

Pertanyaannya disini adalah, apakah Eropa bisa mengendalikan situasi politik jika Yunani keluar dari Zona Euro? Siapa yang dapat menjamin, bahwa Italia atau Spanyol misalnya tidak akan mengikuti jejak Athena?

Pengamat sepakat, keluarnya Yunani akan menjadi isyarat politik, bahwa Zona Euro tidak lagi digdaya dan keraguan pasar akan semakin berlipatganda. Dan celakanya, di tengah situasi seperti ini, kepercayaan adalah modal terakhir yang dimiliki negara-negara yang sedang mengalami krisis.