1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Negara-Negara Arab dan Aksi Militer di Libya

21 Maret 2011

Walaupun Liga Arab juga menuntut pemberlakukan zona larangan terbang, kini organisasi itu jelas menjauhkan diri dari aksi militer terhadap rejim Libya yang dijalankan lima negara barat. Komentar Rainer Sollich.

https://p.dw.com/p/10dKX
Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Sekjen Liga Arab Amr Mussa dalam konferensi pers bersama (21/03).Foto: dapd

Sejak awal sudah jelas, aksi militer terhadap rejim di bawah Muammar Gaddafi riskan, dan kesuksesan belum tentu tercapai. Itu sekarang tampak jelas. Diktator Libya itu tidak menyerah, melainkan menggerakkan semua pendukungnya untuk menyerang institusi Barat. Pasukan internasional secara militer lebih kuat.

Tetapi mereka tidak mendesak rejim dengan pasukan darat. Bagaimana dan kapan pertempuran tidak seimbang itu akan berakhir, sampai sekarang belum jelas. Jadi kita harus siap menghadapi yang terburuk, perang ini mungkin akan berlangsung lama. Korban tewas mungkin akan banyak jumlahnya.

Tindakan Tepat

Namun demikian Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada prinsipnya telah mengambil tindakan tepat. Fatal dan mengerikan jika badan dunia itu tidak melakukan apapun dan hanya menatap, bagaimana diktator itu menindas perlawanan rakyat. Masyarakat internasional harus menunjukkan, bahwa solidaritas mereka dengan gerakan pembebasan di dunia Arab bukan hanya sekedar omong kosong. DK PBB dihadapkan pada dua opsi moral yang sangat bermasalah dan harus segera mengambil keputusan.

Tetapi bahayanya, AS, Perancis dan Inggris tidak sungguh-sungguh mendesak partisipasi negara-negara Arab, walaupun itu sudah dijanjikan. Memang sebelumnya Liga Arab telah mendesak penerapan zona larangan terbang, dan sekarang setidaknya emirat kecil Qatar dan Uni Emirat Arab telah memulai persiapan untuk ikut dalam aksi militer. Tetapi tidak bisa disangkal, semua jalur komando berpusat di negara-negara Barat. Sementara pemimpin negara-negara Arab dengan sukses menghindar dari semua tanggungjawab yang nyata.

Risiko bagi Legitimasi

Di sini terletak risiko sangat besar bagi legitimasi penempatan militer di seluruh wilayah Arab. Jika dibanding dengan intervensi militer di Irak dan Afghanistan, aksi militer di Libya sampai saat ini jelas mendapat sambutan lebih baik di dunia Arab. Banyak orang solider dengan para pemberontak dan perjuangan mereka melawan diktator Gaddafi. Tetapi perasaan itu dapat cepat berubah, jika di YouTube atau di siaran-siaran stasiun televisi terkenal muncul banyak gambar tewasnya warga sipil akibat serangan AS.

Deutsche Welle Rainer Sollich
Foto: DW

Liga Arab sekarang telah melontarkan kritik jelas terhadap langkah Barat, namun tanpa memberikan alternatif lain yang mungkin dapat dilakukan. Ini sudah menjadi tanda bahaya. Kemarahan yang dirasakan rakyat Arab terhadap rejim yang berkuasa di negara mereka, bisa mendadak berubah menjadi sikap anti Barat yang dianggap musuh. Itu pasti disambut baik para penguasa, yang sebelumnya berada dalam situasi terdesak.

Rainer Sollich

Editor: Marjory Linardy