1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Partai Demokrat Menangkan Pemilu Kongres AS

Daniel Scheschkewitz9 November 2006

Selain itu jugamendapat pula kursi tambahan dalam Senat. Sebagian hasil pemilu itu juga menunjukkan sikap para pemilih menolak politik Presiden Bush.

https://p.dw.com/p/CPB6
Bush dalam konferensi pers
Bush dalam konferensi persFoto: AP

Para pemilih di AS mengambil keputusan yang bijak, karena dengan tegas menolak kekuasaan tunggal sebuah partai. Berbeda dengan sebelumnya, kini setidaknya dalam Kongres, Presiden Bush harus menghadapi pihak oposisi yang memperoleh mandat rakyat. Mandat itu sama dengan perubahan kebijakan.

Para pemilih menunjukkan bahwa mereka tidak mau lagi menerima begitu saja peran yang dimainkan AS di Irak. Kini setiap tahun Bush akan harus memberikan alasan kepada Kongres, mengapa perang di Irak harus terus dibayar dengan nyawa warga Amerika dan milyaran uang pajak rakyat, padahal tidak ada kemajuan.

Selain itu, sebagai kekuatan mayoritas dalam Kongres, para anggota Partai Demokrat juga berhak untuk melakukan pemeriksaan terhadap presiden dan anggota-anggota pemerintahannya. Pembentukan berbagai komisi untuk memeriksa kebenaran adanya senjata pemusnah massal di Irak dan alasan presiden untuk melakukan peperangan, sudah dapat dikatakan pasti.

Setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden tahun 2004, Presiden Bush tampil dengan keyakinan akan kekuasaannya dan menunjuk pada apa yang sudah dicapainya dalam politik. Tetapi sekarang, itu sudah pupus. Bagi Bush akan tambah sulit untuk memerintah, walaupun bukan berarti mustahil. Dalam tahun-tahun sebelumnya ia pun sering memaksakan kehendaknya dan mengabaikan parlemen dan terus meluaskan kekuasaan presiden secara konstitusional. Kini kelompok Demokrat akan dapat mengawasi Bush dengan lebih baik, tetapi tidak dapat memaksanya.

Yang jelas, bagi kelompok Demokrat, berbagi tanggung jawab merupakan posisi yang sama sekali tidak buruk untuk menghadapi pemilihan presiden tahun 2008. Sehubungan dengan kondisi yang buruk di Irak, mereka dapat melanjutkan kritik atas kesalahan presiden di masa lalu, tetapi tidak sendirian dalam mencari jalan keluar dari krisis. Sadar sepenuhnya bahwa mereka tidak dapat jalan sendiri, para pemenang pemilu menawarkan kerjasama dalam soal Irak kepada Presiden Bush. Bush sebaiknya menerima tawaran itu.

Tetapi pemilihan Kongres bukan hanya sebuah referendum mengenai George W. Bush dan perang di Irak. Yang juga menjadi faktor penentu adalah skandal korupsi di kalangan anggota Kongres terutama dari Partai Republik. Dalam hal ini pun para pemilih boleh dikatakan menghukum partai yang memerintah untuk keserakahan mereka dan keterlibatan dalam bisnis yang tidak jelas guna mempertahankan kekuasaan yang dimiliki.

Walaupun demikian hasil pemilu masih berada dalam kerangka yang diperkirakan semula. Pada tahun keenam masa jabatannya, seorang presiden AS biasanya harus memperhitungkan pukulan lewat kotak suara pemilih, apalagi di jaman peperangan seperti sekarang ini. Hal serupa juga dirasakan oleh Harry Truman dan Franklin Roosevelt. Tetapi hasil pemilu sekarang ini, mungkin bukan alasan bagi Bush untuk banting setir. Sebab kemenangan dalam hasil pemilu terlalu tipis dan presiden AS itu terlalu yakin akan missinya yang bersejarah.