1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Prospek Perdamaian di Afghanistan

Christoph Heinzle1 Maret 2007

Pesan pelaku bom bunuh diri di Afghanistan tak boleh dianggap enteng. Belum pernah ada teroris yang bisa begitu mendekat kepada politisi terkemuka Amerika Serikat yang sedang berkunjung.

https://p.dw.com/p/CIuV
Pasukan ISAF dari Jerman
Pasukan ISAF dari JermanFoto: AP

Dengan serangan itu, baik pelaku maupun kelompok Islam radikal di belakangnya mengisyaratkan kepada masyarakat internasional bahwa pokok masalahnya adalah keterlibatan internasional di Hindukush. Tindakan kelompok Islam radikal ini memperjelas kesediaan mereka untuk mengorbankan masyarakat sipil. Sementara Taliban menguatkan pernyataan bahwa awal tahun akan melancarkan serangan ofensif besar-besaran terhadap pasukan asing dan pemerintah Afghanistan. Hal ini menumbuhkan rasa tak aman dan ketakutan dalam masyarakat, dua hal yang tidak sepantasnya mengiringi kegiatan pembangunan kembali dan demokratisasi.

Memang, tak ada yang mengetahui berapa besar kekuatan Taliban sebenarnya. Namun untuk melakukan serangan bom bunuh diri tidak perlu sebuah pasukan yang besar. Bahkan untuk melancarkan serangan-serangan khusus juga hanya dibutuhkan beberapa ratus orang. Oleh karena itu, ancaman Taliban harus ditanggapi secara serius. Seperti yang dilakukan oleh pasukan ISAF, di bawah pimpinan NATO, yang mengumumkan sejumlah operasi militer baru.

Tanpa ISAF tidak mungkin destabilisasi Afghanistan yang dipicu oleh kaum Taliban dan kelompok pemberontak lainnya bisa diatasi. Namun kini, pasukan pelindung ini harus lebih hati-hati lagi. Dalam operasi melawan kelompok ekstrimis, anggota ISAF tidak boleh memusnahkan desa-desa seperti tahun lalu, apalagi membunuh warga sipil. Selain itu, anggota ISAF tidak boleh kelepasan seperti bebeberapa bulan lalu dan menembak orang, hanya karena diduga sebagai teroris. Padahal setelah itu terbukti bahwa yang ditembak bukan teroris.

Apabila kesalahan seperti itu masih terjadi, baik ISAF maupun pemerintahan Afghanistan akan masuk perangkap Taliban. Memenuhi imej yang digambarkan lawan dan dan menambah jumlah orang yang kecewa dan frustrasi di Afghanistan. Sebaliknya, masyarakat internasional harus secepatnya memulai pembangunan kembali di Afghanistan, khususnya di bagian Selatan dan Timur. Upaya menuju itu memang sudah ada, namun diperlukan pembangunan yang lebih luas lagi agar arus perkembangan saat ini berbalik arah.

Selain strategi militer dan pembangunan, diplomasi merupakan strategi yang juga amat penting. Akar ekstimisme Islam di wilayah itu hanya bisa dicabut dengan bantuan Pakistan. Islamabad perlu mendapat tekanan. Bukan hanya dari Amerika Serikat, melainkan dari negara-negara Barat lain yang juga berpengaruh. Disamping itu perlu ada tawaran bantuan yang dapat mengubah pendapat masyarakat Pakistan yang anti Barat dan pro Taliban.

Masalah Afghanistan tidak bisa diselesaikan dengan jalan kekerasan, melainkan dengan langkah yang hati-hati serta keterlibatan dan bantuan masyarakat internasional baik secara politik, finansial dan militer.