1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Usaha Kompromi Bush

Christina Bergmann24 Januari 2007

Selasa (23/01) malam waktu setempat, Presiden George W. Bush berpidato di hadapan Kongres.

https://p.dw.com/p/CP9S
Presiden AS George W. Bush
Presiden AS George W. BushFoto: AP

Setahun yang lalu dalam pidato kenegaraannya yang terakhir, George W. Bush masih yakin: Kita akan memenangkan perang di Irak, dan jika warga Irak semakin banyak mengambil alih kepemimpinan, maka kita bisa mengurangi jumlah pasukan dan memulangkan mereka. Kini, setahun kemudian, ia harus mengakui, bahwa perang di Irak masih belum dimenangkannya. Kembali diperlukan suatu strategi yang baru, karena yang lama tidak berfungsi. Dan ia harus meminta anggota Kongres untuk memberikan kesempatan baginya untuk menerapkan strategi baru itu.

Penambahan Pasukan AS di Irak

Namun, tidak hanya para demokrat yang saat ini menguasai Kongres, yang tidak setuju dengan penambahan jumlah pasukan di Irak. Semakin banyak anggota Partai Republik yang secara terbuka melawan pendapat sang presiden. Para mantan jenderal mengeritik rencana Bush dan mempertanyakan mengapa perang di Irak tidak sejak awal menurunkan lebih banyak pasukan - dan mengapa justru sekarang dalam kurun waktu yang singkat dan terbatas pasukan harus ditambah. Ini adalah pertanyaan yang masuk akal.

Keputusasaan Bush

Setahun yang lalu, Bush masih mengatakan, para jenderal akan memutuskan kapan pasukan pertama akan meninggalkan Irak. Kini ia bahkan tidak lagi mempercayai panglima-panglima militernya, karena mereka menentang penambahan jumlah pasukan. Sang presiden memerlukan waktu dua puluh menit sebelum masuk ke tema perang melawan teror dan perang di Irak. Kenyataan bahwa ia sebelumnya berusaha untuk memperoleh suara Partai Demokrat dengan tema-tema politik dalam negeri yang ringan, menunjukkan keputusasaannya.

Pertanyaan selanjutnya adalah: mengapa tiba-tiba strategi ini akan berhasil kalau dalam enam tahun terakhir sudah gagal. Sang presiden memang mengulurkan kedua tangannya kepada Partai Demokrat, ia misalnya ingin memanfaatkan energi yang dapat diperbaharui dan menurunkan penggunaan bensin Amerika dalam sepuluh tahun ke depan sebanyak 20 persen.

Skeptis atas Rencana Bush

Namun, dalam rincian banyak tema Bush akan terbentur oleh perlawan pihak yang tidak sepaham. Misalnya, masalah asuransi kesehatan. Bush ingin agar iuran asuransi kesehatan warga Amerika dapat dibayar dari pajak. Bagi mereka, yang membayar sendiri asuransi kesehatan ini adalah berita yang baik. Namun, secara bersamaan ini juga berarti bahwa para pemilik perusahaan yang mengambil alih iuran tersebut, bonus ini akan dipotong pajak dalam jumlah tertentu. Ini adalah hal yang baru.

Kalau Bush di waktu yang bersamaan juga mengatakan bahwa ia tidak akan menaikkan pajak, maka pernyataan ini hanyalah setengah dari kebenaran yang ada. Sambutan yang terlalu dingin dari para anggota Kongres dalam pidatonya, adalah pertanda bahwa sang presiden tidak akan dapat menjalankan rencananya tersebut. Dalam tema lainnya, juga dipertanyakan apakah Bush akan berhasil. Politik imigrasi dan lingkungan hidup adalah tema dim ana Bush bahkan tidak berhasil meyakinkan anggota partainya sendiri.

Harga Yang Harus Dibayar

Neraca kepemimpinan Bush setelah masa enam tahun jabatan tampaknya buruk. Namun, ia tetap harus membayar politiknya yang gagal di tahun-tahun terakhir. Harga yang lebih mahal harus dibayar pihak yang harus menjalankan strateginya, yaitu para tentara. Mereka percaya bahwa pimpinan dan khususnya presiden akan mengambil keputusan yang tepat. Menuduh Bush telah memulai perang Irak, tidak akan menghidupkan kembali para korban perang. Tetapi bahkan para pendukung Bush kini mulai mempertanyakan, mengapa sang presiden tetap bertahan dengan arah politiknya – setelah Perdana Menteri Irak Maliki secara pribadi bulan November tahun lalu meminta lebih banyak wewenang dan penarikan pasukan Amerika dari Bagdad. Bush memutuskan hal yang sebaliknya. Ini berbuntut fatal, tidak hanya bagi para tentara namun juga bagi warga Irak. Ketidakmampuan pemegang komando tertinggi angkatan bersenjata Amerika Serikat harus dibayar setiap hari dengan nyawa manusia.