1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tak Ada Iran Dalam Perundingan Suriah

Agus Setiawan23 Januari 2014

Amerika Serikat mengatakan bahwa ketidakhadiran Iran dalam perundingan damai Suriah tidak akan berdampak pada perundingan nuklir yang sedang berlangsung antara Teheran dengan kekuatan dunia.

https://p.dw.com/p/1Avy5
Foto: Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images

Washington selama berbulan-bulan bersama Moskow dan PBB mempersiapkan kerangka perundingan damai Suriah yang disebut Jenewa II, yang dibuka Rabu lalu di Montreaux, Swiss.

Sekjen PBB Ban Ki-moon hari Minggu lalu mengundang Iran dalam perundingan tapi kemudian membatalkan undangan itu kurang dari 24 jam kemudian atas permintaan Amerika Serikat dan kelompok oposisi.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf menggambarkan krisis diplomatik yang dipicu oleh surat undangan itu sebagai sebuah “kekacauan“.

“Kami sudah sangat jelas dan Iran, saya pikir, sudah jelas, dipastikan dalam diskusi kami, bahwa ini adalah isu terpisah,“ kata dia kepada para wartawan.

Isu terpisah

“Negosiasi nuklir adalah satu paket negosiasi, dan diskusi tentang apakah Iran harus ikut ke Jenewa II atau apa peran yang bisa mereka mainkan di Suriah benar-benar adalah hal yang berbeda.

“Kami jelas memiliki perbedaan pendapat atas Suriah selama proses negosiasi nuklir secara keseluruhan. Itu benar-benar terpisah. Saya pikir baik kami maupun Iran punya keinginan untuk membuat mereka tetap terpisah,“ tambah Harf.

Departemen Luar Negeri AS secara eksplisit meminta kepada sekjen PBB untuk membatalkan undangan, sambil memberi catatan bahwa Teheran tidak pernah menyetujui kesepakatan yang ditandatangani negara-negara kekuatan dunia pada Juni lalu yang menyerukan dibentuknya sebuah pemerintahan transisi di Suriah.

Setelah lebih dari tiga dekade memutuskan hubungan diplomatik, para pejabat Amerika dan Iran beberapa bulan terakhir telah memecah kebekuan diantara mereka.

Sebagai imbalan kesediaan Iran untuk menunda proyek nuklir mereka, AS dan Uni Eropa memberikan keringanan sanksi ekonomi yang akan mulai berlaku Senin mendatang.

Seruan Al Qaeda

Sementara itu pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahri menyerukan kepada para pemberontak di Suriah agar berhenti berperang satu sama lain dan membentuk komite hukum untuk menyelesaikan masalah diantara mereka, demikian pesan suara yang dikirimkan pemimpin organisasi teroris itu melalui sejumlah website.

Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), terlibat dalam bentrokan dengan para pemberontak Islamis lainnya beberapa pekan terakhir, yang seringkali dipicu perselisihan terkait wilayah dan otoritas diantara mereka.

ab/hp (afp,ap,rtr)