1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taktik Lama, Demonstran Berkurang

14 Januari 2014

Ribuan demonstran dari kelompok oposisi Thailand berpawai di depan gedung-gedung pemerintahan di ibukota, melanjutkan upaya ”melumpuhkan” Bangkok dengan menggagalkan pemilu dan menjatuhkan pemerintah.

https://p.dw.com/p/1AqBR
Foto: Reuters

Aksi para demonstran membuat para pejabat tidak bisa bekerja di kantor di sejumlah kementerian kunci. Langkah ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan tekanan kepada Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

Para demonstran, yang dipimpin bekas anggota parlemen, menginginkan Yingluck mundur dan memberi jalan kepada “dewan rakyat” yang ditunjuk untuk melakukan reformasi membatasi pengaruh politik kakak Yingluck yakni Thaksin Shinawatra yang kini berada di pengasingan.

Taktik lama

Demonstrasi yang telah berlangsung selama dua bulan telah menekan pemerintah untuk menggelar pemilu yang dipercepat pada 2 Februari mendatang, tapi para pemrotes menolak tawaran pemilu yang diajukan Yingluck sebagai jalan tengah untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan yang mencengkeram negara itu sejak Thaksin terguling oleh kudeta militer tujuh tahun yang lalu.

Ribuan demonstran berkumpul di luar departeman bea cukai untuk mencegah para staf bekerja.

”Ini bukan demokrasi. Ini adalah otokrasi… ini adalah satu orang yang berkuasa,“ kata pemimpin demonstran Satish Sehgal.

“Ada korupsi besar yang merajalela di negeri ini. Nepotisme. Tujuan kami adalah mencoba menyingkirkan semua ini.“

Para demonstran juga mengepung kantor kementerian perdagangan, tenaga kerja dan informasi serta teknologi komunikasi.

Ini merupakan taktik yang mereka terapkan beberapa kali selama protes dalam beberapa bulan terakhir, yang sejauh ini gagal untuk memaksa Yingluck mundur.

Jumlah demonstran berkurang

Tapi jumlah demonstran di jalan kelihatannya telah berkurang karena beberapa dari mereka kembali bekerja.

Gerakan protes yang terorganisir dengan baik itu telah bersumpah menduduki berbagai tempat di ibukota berpenduduk 12 juta jiwa itu hingga Yingluck mundur, sambil mengancam akan menggagalkan pemilu Februari yang mereka khawatirkan hanya akan mengembalikan klan Shinawatra ke kursi kekuasaan.

Kelompok garis keras bahkan mengancam akan mengepung bursa saham dan bahkan sistem pengendadi lalu lintas udara jika Yingluck menolak mundur dalam beberapa hari ke depan.

Wakil Perdana Menteri Surapong Tovichakchaikul berkeras bahwa pemerintah masih berjalan.

Ia mengatakan bahwa upaya pelumpuhan akan berakhir dalam satu pekan ke depan, sambil mendesak para pemimpin demonstran untuk berdialog untuk menemukan jalan tengah.

Pemerintah sedang mengkaji kemungkinan untuk menunda pemilu mengingat situasi terakhir. Sejauh ini upaya melumpukan pemerintahan di Bangkok berjalan damai, meski delapan orang dilaporan tewas dan ratusan luka dalam kekerasan di jalan beberapa pekan terakhir.

ab/hp (afp,ap,rtr)