1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taliban Manfaatkan Celah Keamanan

Waslat Hasrat-Nazimi22 Januari 2013

Dua serangan di Kabul dalam sepekan. 2013 Taliban juga sebarkan ketakutan. Banyak orang khawatir, terutama mengingat pasukan internasional akan ditarik.

https://p.dw.com/p/17OoG

Kefayatullah mengalamai syok. "Saya melihat bagaimana pelaku memasuki gedung. Mereka menembak dua penjaga keamanan dan seorang dari mereka melakukan serangan bunuh diri", demikian cerita pencuci mobil berusia muda itu. Senin (21/01) Taliban menyerang kantor pusat polisi lalulintas di Kabul, yang dijaga ketat. Itu sudah serangan kedua Taliban dalam waktu sepekan. Kefayatullah melihat ledakan itu dari dekat, karena bekerja di dekat lokasi. Ia menjatuhkan sebuah ember karena terkejut, ceritanya. "Kemudian seorang tentara menarik saya. Saya kemudian juga membawa adik laki-laki saya ke tempat yang aman."

Tindakan Percuma dan Kejam

Menurut keterangan saksi mata, sebuah mobil berhenti di depan gedung bertingkat tiga itu dan meledak. Setelahnya, lima penyerang menyerbu markas besar polisi lalu lintas itu. Menurut keterangan Mohammad Ayub Salangi, kepala polisi Kabul, tiga polisi lalu lintas tewas dalam serangan, empat lainnya cedera. Delapan warga sipil juga luka-luka. Selama lebih dari delapan jam tembak-menembak berlangsung antara penyerang dan aparat keamanan, sebelum aparat keamanan berhasil mengontrol situasi. Semua penyerang tewas dalam tembak-menembak.

Kefayatullah a young Afghan boy who survived from the Taliban Bomb attack in Kabul by police talks with Media.Kabul,Afghanistan.21.01.2013.Photo:Hossain Sirat Note: Mr Sirat is DW reporter in Kabul and we have right to use his handout photos.
Kefayatullah, yang menjadi saksi seranganFoto: DW/H. Sirat

Penduduk ibukota Kabul terutama mengalami dampak terburuk dari serangan terakhir Taliban. Gedung itu terletak di pusat kota, di mana berlokasi banyak toko dan pasar. Razeq yang bekerja sebagai buruh juga menjadi saksi mata serangan. "Tindakan itu mengerikan dan tidak berperikemanusiaan. Seorang manusia tidak mungkin mampu melakukan itu", kata Razeq, sambil menambahkan, "Di sini tidak ada warga asing, yang mungkin dijadikan sasaran oleh Taliban. Semua korban orang Afghanistan. Apa tujuan serangan ini?"

Dialog Politis dengan Taliban

Sebenarnya tidak biasa, bahwa Taliban meningkatkan serangan di bulan-bulan musim dingin. Para pakar Afghanistan menginterpretasikan serangan seperti ini sebagai isyarat bahwa Taliban tidak tertarik pada jalan keluar damai. Sejak beberapa bulan lalu, pemerintah Afghanistan berusaha berunding dengan mereka dan mengadakan pendekatan. Sehingga antara lain beberapa orang penting Taliban dibebaskan dari penjara. Tetapi dengan serangan-serangan Taliban melancarkan tekanan terhadap pemerintah, dan mendapat posisi yang lebih kuat. Itu pendapat Ahmad Behzad, anggota parlemen dari Herat. "Serangan seperti itu berkaitan dengan pembicaraan perdamaian yang diadakan Presiden Karsai. Dengan adanya serangan-serangan itu, hasil pembicaraan akan menguntungkan Taliban", demikian Behzad.

Menurut pendapat pakar Afghanistan asal Jerman, Thomas Ruttig, dari jaringan analis Afghanistan, kesuksesan strategi semacam itu tidak bisa dipastikan. Menurutnya orang tidak bisa memperhitungkan, bahwa anggota Taliban yang dibebaskan dari tahanan kembali ke rumah mereka dan menyesali tindakannya. Namun demikian, ia masih melihat makna di balik taktik ini. "Pembebasan tahanan selalu menjadi tindakan untuk memperoleh kepercayaan. Dan itu penting, jika orang ingin memulai dialog politis." Tetapi orang tidak boleh percaya, bahwa perang segera berakhir lewat dialog politis seperti itu.

Skenario Masa Depan Yang Pesimis

Ini proses yang butuh waktu lama, yang dimulai terlambat, demikian pendapat Ruttig. Bersamaan dengan itu, penarikan pasukan internasional menjadi undangan bagi Taliban, untuk tidak hanya memperhitungkan tawaran berunding, melainkan juga untuk menunjukkan kekuatan. Misalnya lewat serangan terakhir terhadap markas besar polisi lalu lintas. "Taliban kini menunjukkan bahwa mereka mampu mengadakan serangan kapan saja dan di mana saja. Termasuk di ibukota Kabul yang dijaga relatif ketat. Itu sudah menjadi kesuksesan, dan media memberitakan dengan gencar." Tetapi Thomas Ruttig juga memperingatkan, untuk tidak menyamakan serangan seperti itu dengan serangan besar-besaran. Ia menjelaskan, serangan terakhir di Kabul merupakan aksi serangan teroris yang punya nilai propaganda, dan bukan nilai militer.

Thomas Ruttig, Ko-Direktor des Afghanistan Analysts Network (AAN, undatierte Aufnahme). Foto: AAN
Thomas Ruttig, pakar Afghanistan pada Afghanistan Analysts Network (AAN)Foto: picture-alliance/dpa

Namun pada dasarnya Thomas Ruttig tidak terlalu optimis dengan masa depan Afghanistan. Ia berpendapat, ada banyak petunjuk, bahwa penarikan tentara internasional akan menyebabkan Taliban punya ruang gerak lebih luas. Ruang gerak itu kemungkinan akan terkonsentrasi di provinsi, di mana tentara barat hampir tidak ditempatkan. Demikian diutarakan Ruttig. Bagi rakyat Afghanistan itu berarti, tahun 2013 perdamaian belum akan terwujud.