1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taliban Sangat Lemah

Klaus Jansen12 November 2012

Kelompok ekstrimis Taliban dalam keadaan lemah. Demikian diungkapkan juru bicara pasukan internasional di Afghanistan ISAF yang berasal dari Jerman Brigadir Jenderal Günter Katz, dalam sebuah wawancara dengan radio ARD.

https://p.dw.com/p/16h3h
Foto: Aref Karimi/AFP/Getty Images

Seberapa kuat Taliban? Adalah sebuah pertanyaan penting bagi masa depan Afghanistan. Dalam pandangan Pasukan internasional di Afghanistan ISAF, jawaban atas pertanyaan itu jelas.

Juru bicara ISAF yang berasal dari Angkatan Bersenjata Jerman Brigadir Jenderal Günter Katz dalam wawancara radio dengan ARD di studio Kabul mengatakan “Mereka (Taliban-red) sangat lemah.“

ISAF Günter Katz
ISAF Brigadir Günter KatzFoto: picture-alliance/dpa

Situasi keamanan di Afghanistan semakin membaik, menurut catatan statistik pasukan NATO hal itu amat jelas: “Dalam tiga bulan terakhir dibanding tahun sebelumnya, jumlah serangan berkurang 15 persen. Dan yang terakhir, jika dihitung bulan Oktober saja, sekitar 20 persen lebih sedikit dibanding tahun lalu.“

Data statistik ISAF hanya mencatat serangan yang ditujukan kepada tentara asing dan pasukan keamanan Afghanistan. Korban yang jatuh di kalangan sipil tidak masuk di sana. Jumlah korban tidak bersalah sebanyak 1.100 orang yang tewas atau terluka selama tiga bulan terakhir adalah angka yang cukup tinggi, kata Jenderal Katz.

Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan orang Afghanistan: jika kepolisian dan tentara lokal (Afghanistan-red) ANSF harus sendirian mengatasi para pemberontak, seperti direncanakan pada akhir tahun 2014, mampukah mereka menangani ini semua. Brigadir Jenderal Katz menjawab “Pertama harus diakui bahwa Taliban jelas masih ada di sini. Dan memang pasukan ANSF (Afghanistan-red) harus terus berjuang. Tapi kita masih akan berada di sini – kita: masyarakat internasional – akan mendukung di sini dan orang Afghan juga perlu untuk berjuang sendiri."

Afghanistan Kabul Selbstmordattentat 18.09.2012
Foto: REUTERS

Sampai itu terjadi, bagaimanapun, masih dua tahun ke depan, akan ada banyak masalah. Misalnya, ada yang disebut sebagai “penyerang dari dalam“. Khususnya pada bulan-bulan musim panas lalu, semakin banyak orang Afghanistan yang menggunakan seragam, yang seharusnya menjadi teman, tapi justru mengarahkan senjata mereka kepada tentara internasional.

“Kelompok Taliban mengatakan hampir semuanya adalah orang dalam mereka: Hey, itu adalah salah satu anggota kami. Kami telah menyusupi anda lagi, semakin lemah mereka (Taliban-red) – dan memang begitu – makin banyak mereka melakukan elaborasi dan perluasan propaganda dalam operasi mereka!...” kata juru bicara ISAF.

Namun demikian, pasukan bergerak mengatasi masalah itu, dan kami menganggapnya sangat serius, kata Brigadir Jenderal Katz, sambil menambahkan bahwa mereka telah mengambil sejumlah langkah untuk perlindungan atas serangan kejutan seperti itu: “Misalnya, saat ini saya duduk di meja dengan senjata terisi penuh. Ini berlaku untuk semua pasukan ISAF, tidak hanya di kamp, tapi di seluruh negara ini (Afghanistan-red).“

Flash-Galerie Deutsche Soldaten in Afghanistan
Foto: picture alliance/dpa

Baik pasukan NATO maupun tentara Afghanistan sekarang mendapat sejenis kursus cepat soal budaya. Sehingga setiap orang tahu apa yang bagi orang lain dianggap sensitive, sehingga bisa merespon dengan baik. Hebatnya, kini, 10 tahun setelah kehadiran pasukan NATO di Afghanistan, itulah kritik yang muncul. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak samasekali, begitu kelihatannya pikir komunitas internasional. Pada akhirnya memang benar, tentara internasional dan pasukan Afghanistan harus bertahan selama beberapa waktu bersama. Karena satu hal yang pasti, menurut juru bicara ISAF: Bahkan setelah 2014, akan masih ada tentara barat di Hindukush.