1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tantangan Baru Sang Peraih Nobel

12 Februari 2007

Penerima Nobel Perdamaian tahun 2006, Muhammad Yunus, akan terjun ke dunia politik dan membentuk sebuah partai baru.

https://p.dw.com/p/CP8u
Foto: AP

Tokoh Bangladesh yang dijuluki "Bankir Bagi Kaum Miskin" ini mengumumkan niatnya dalam jumpa pers hari Minggu. Yunus menyatakan, pertama-tama ia meminta dukungan dan saran dari rakyat Bangladesh. Berdasarkan masukan rakyat itulah, katanya, ia akan menentukan langkahnya terjun ke dunia politik:

"Jika diperlukan, saya akan terjun ke dunia politik. Ini merupakan saat yang tepat untuk mengambil keputusan. Jika rakyat Bangladesh menginginkan saya terjun ke dunia politik, dan mengatakan bahwa sekarang saat yang paling tepat, maka bersama-sama kita akan menentukan langkah selanjutnya."

Semuanya diawali tahun lalu. Kisruh politik dan perseteruan antara dua partai besar, Liga Awami dan Partai Nasionalis Bangladesh, membuat rakyat bagai disandera. Berbagai upaya kalangan masyarakat sipil untuk memulihkan kehidupan kemasyarakatan yang normal, hasilnya nihil. Akhirnya, beberapa saat sesudah memperoleh Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus mengajukan apa yang disebut sebagai Peta Jalan Politik. Sebuah gagasan untuk mengatasi krisis politik Bangladesh dan memulihkan demokrasi. Intinya adalah pembentukan suatu Koalisi besar dari dua partai politik utama Bangladesh, untuk jangka waktu satu hingga dua tahun. Koalisi Besar itu diharap membuka jalan bagi pelaksanaan Pemilu yang jujur. Namun gagasan itu ditolak mentah-mentah.

Bangladesh terus kisruh. Dan akhirnya, bulan lalu, presiden Iajuddin Ahmad terguling. Rakyat langsung menoleh kepada Yunus untuk memimpin pemerintah sementara. Namun ia menolak. Para pengamat menilai, Yunus menampik, karena sebagai pemerintah peralihan, ia tak dimungkinkan terlibat dalam proses politik selanjutnya.

Kini pemimpin pemerintahan peralihan, Fakhrudin Ahmad telah mengambil sejumlah langkah memberangus korupsi dan menjebloskan beberapa politikus korup ke penjara. Muhamad Yunus pun menyambutnya:

"Tak ada seorangpun yang boleh melakukan korupsi. Siapapun yang ingin terlibat di dunia politik harus tampil bersih. Dengan begitu munculah harapan akan suatu Bangladesh yang baru. Rakyat kini bisa berharap akan terwujudnya harapan yang lama mereka nantikan."

Sebetulnya sudah sejak Rabu lalu Muhammad Yunus mempersiapkan langkahnza membentuk partai politik baru. Dikabarkan, setidaknya 50 politikus terkemuka dari dua partai mapan Bangladesh siap bergabung. Namun apakah Muhamad Yunus akan mampu mengembalikan kehidupan normal Bangladesh dan memberikan harapan bagi kaum miskin sebagaimana ia lakukan dengan Bank Grameen?

Para pengamat menilai, Yunus memang menjadi tumpuan harapan banyak orang. Tetapi bisa jadi ia terlalu percaya diri atas popularitasnya, dan tidak terlalu sadar akan kerumitan permasalahan yang dihadapi Bangladesh. Sebuah tantangan baru bagi simbol rakyat miskin Bangladesh ini.