1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tarik Wisatawan, Indonesia Perluas Pemberlakuan Visa On Arrival

Muliarta7 Desember 2006

Untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia, Pemerintah Indonesia memastikan akan memperluas pemberian fasilitas visa on arrival atau visa kunjungan singkat. Perluasan pemberian fasilitas visa ini akan diprioritaskan bagi negara-negara asal potensial wisatawan Indonesia.

https://p.dw.com/p/CIx5

Indonesia memastikan memperluas pemberian fasilitas visa on arrival atau visa kunjungan singkat bagi negara-negara asal wisatawan potensial Indonesia. Perluasan pemberian fasilitas visa kunjungan singkat ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia pasca tragedi bom 12 Oktober 2002 dan 1 Oktober 2005 di Bali. Penegasan tersebut disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berdialog dengan komponen pariwisata Bali di Nusa Dua Bali. Apalagi hingga saat ini pemerintah Indonesia baru memberikan fasilitas visa kunjungan singkat kepada 52 negara. Selain memperluas pemberian fasilitas visa kunjungan singkat, pemerintah Indonesia juga sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan visa tersebut dari 30 hari menjadi 60 hari. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang waktu tinggal wisatawan untuk berwisata di Indonesia. Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan perluasan pemberian fasilitas visa kunjungan singkat ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk melihat bahwa Indonesia masih tetap aman untuk dikunjungi.

Jusuf Kalla :“Saya kira kita salah satu negara yang paling banyak memberikan visa on arrival di dunia, sekarang sudah 52 negara, sejak saya kemukakan di Jakarta bahwa hampir-hampir selama ini tidak ada relevansi keamanan dengan visa karena negara yang bebas visa lebih aman dari negara yang ketat visa.” Menyinggung masalah Travel Warning atau larangan berkunjung dari Amerika, Inggris dan Australia, Jusuf Kalla menyebutkan hal tersebut hanya masalah persepsi suatu negara melihat kondisi negara lain. Sedangkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menegaskan tidak akan mengubah target kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia, walaupun program pemulihan pariwisata masih dinilai lamban. Jero Wacik bahkan memastikan target tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia sebesar 5 sampai 5,5 juta wisatawan pada tahun 2007 akan tercapai.

Jero Wacik :“Nah 2007 kalau tidak apa-apa mestinya kembali ke lima minimum, mesti dapat ke lima atau lima setengah, tetapi mesti kembali lagi kalau tidak terjadi apa-apa, kalau terjadi ribut-ribut sedikit jangan dibesar-besarkan , kalau wartawanya ikut berjuang, jadi kalau touris turun itu terus terang pers turut terlibat.”

Jero Wacik menambahkan masih minimnya tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia selama ini karena masalah keamanan, selain itu masih adanya kelemahan pada sistem promosi dan ketersediaan dana untuk promosi.Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali Gede Nurjaya meminta pemerintah untuk melakukan langkah-langkah pendekatan kepada negara-negara yang masih memberlakukan travel warning kepada Indonesia khususnya Bali. Mengingat negara-negara tersebut seperti Amerika, Inggris dan Australia merupakan negara potensial asal wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Gede Nurjaya :“Merupakan momok bagi upaya peningkatan kunjungan wisman ke Bali untuk itu perlu dilakukan pendekatan yang lebih efektif dengan negara-negara yang mengeluarkan kebijakan tersebut empat perlu kebijakan pemerintah mengenai pemberian bebas visa kunjungan singkat kepada lebih banyak negara yang merupakan pasar potensial.”

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali tingkat hunian hotel di Bali rata-rata kini mencapai 45%. Jumlah ini jauh lebih rendah dari persentase tingkat hunian hotel sebelum tragedi bom Kuta dan Jimbaran. Begitu juga dengan tingkat kedatangan wisatawan ke Bali kini hanya mencapai 3000-4000 wisatawan per hari dari sebelumnya mencapai 5000-6000 wisatawan perhari.