1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tempo Cetak Lagi Eksemplar Baru Edisi Rekening Gendut Perwira

29 Juni 2010

Penerbit Tempo mencetak ulang Majalah Tempo pekan ini, dengan edisi 'Rekening Gendut Perwira Polisi', yang ludes diborong di Jakarta dan sekitarnya.

https://p.dw.com/p/O5vM
Senin subuh, majalah Tempo terbaru ludes diborongFoto: AP

Tiga puluh ribu eksemplar Majalah Tempo edisi 'Rekening Gendut Perwira Polisi' kembali dicetak ulang. Pencetakan ulang ini dilakukan Tempo setelah majalah dengan edisi yang membuat banyak orang penasaran itu, habis di pasaran, Senin lalu. Kepala Divisi Sirkulasi dan Distribusi Tempo, Windalaksana menceritakan pembeli borongan tersebut menjemput bola, dengan melakukan pembelian pada Senin subuh, beberapa jam sebelum dijual pengecer ke konsumen: „Ini agak abnormal, pada saat pendistribusian dari agen ke sub agen, tiba – tiba ada pembeli besar, atau pendorong. Mereka membeli dengan harga tinggi, 40 ribu rupiah. Harga biasanya, 27 ribu rupiah.“

Para agen dan sub agen Majalah Tempo di Jakarta melaporkan tumpukan majalah itu diborong orang yang berpostur dan berpenampilan mirip aparat keamanan. Kembali Windalaksana: „Dari semua wilayah dari agen-agen kita, dengan membentak, berbadan tegap, rambut cepak, kita kann bisa menagkap lah sosok aparat, biasanya mereka berbeda kan dengan orang umumnya, sampai pengecer pun dikejar di pagi hari.“

Ia menambahkan aksi pemborongan besar-besaran terjadi karena edisi Majalah Tempo kali ini membuat penasaran. Dari penelurusan majalah Tempo, terungkap bahwa sejumlah pejabat kepolisian memiliki rekening hingga milyaran rupiah. Ditambah lagi dengan sejumlah transaksi janggal bernilai puluhan milyar rupiah. Dari perwira berpangkat komisaris hingga komisaris jenderal, mereka diduga melakukan transaksi yang disebut-sebut "tidak sesuai profilnya" atau tak sesuai dengan pendapatan resmi. Salah satu transaksi yang dicurigai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan itu adalah yang dituduhkan kepada Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian, Inspektur Jendral Budi Gunawan. Bersama anaknya, mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu disebutkan telah membuka rekening dan menyetor masing-masing Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.

Namun mengantisipasi agar berita tidak beredar jauh ke masyarakat lewat cara memborong habis-habisan, menurut pakar komunikasi Ade Armando menunjukan kepanikan yang tidak akan efektif menghentikan penyebaran informasi: „itu dilakukan karena mereka sadar dalam alam demokrasi ini tidak bisa dilakukan aksi represif. Penguasa tak bisa melakukan aksi seperti zaman Orde Baru. Yang mereka lakukan adalah dengan mencegah beredar ke publik. Tapi itu bodoh, karena kalaupun tak ada di pasaran, kan juga ada di online.“

Ade Armando menambahkan, dengan aksi pemborongan besar-besaran itu justru membuat publik semakin penasaran dan mencari cara untuk memperoleh informasi tersebut.

Sekitar 34 ribu eksemplar diperkirakan habis diborong oknum aparat di Jakarta dan sekitarnya. Untuk peredaran di seluruh Indonesia, biasanya Tempo mencetak hingga 180 ribu eksemplar.

Ayu Purwaningsih

Editor : Hendra Pasuhuk