1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terapi Demensia Berbasis Teh Hijau

24 Juli 2017

Sejak berabad-abad teh hijau dikenal berkat khasiat alaminya. Kini pakar biologi molekular mencoba memanfaatkan satu komponen khusus teh hijau yang diharapkan bisa menjadi terobosan baru dalam terapi penyakit Demensia.

https://p.dw.com/p/2h35W
Bangladesch Tee Anbau in Moulvibazar
Foto: DW/M. Mamun

Minum secangkir teh hijau setiap hari dilakukan banyak orang, antara lain Erich Wanker. Rutinitas itu dimulai ahli bologi molekuler Erich Wanker dimulai 10 tahun yang lalu. Saat itu lah ia mulai menginvestigasi molekul yang sangat istimewa: epigallocatechi  n gallate, atau EGCG - unsur aktif dalam teh hijau. 

Wanker bercerita,"Saat sedang melakukan serangkaian eksperimen, saat secara tidak sengaja menemukan unsur dalam teh bernama EGCG." Dari ribuan unsur alami yang diuji, teh hijau lah yang paling menonjol. Dulu Wanker meneliti penyakit Alzheimer. Pakar yakin penyakit ini disebabkan oleh massa protein dalam otak yang mengalami salah pelipatan. Jika protein tersebut menyatu dan membentuk agregat, maka bisa merusak sel saraf.

Penyebab Alzheimer

Agregat protein ini bisa merusak tubuh. Walau wujudnya abnormal, protein yang terlipat tidak benar adalah struktur yang kokoh. Wanker mencari cara untuk menetralisirnya. Ia memasukkan unsur EGCG dari teh hijau ke dalamnya. Unsur ini tidak hanya mengubah gumpalan molekul protein yang abnormal - tetapi juga mulai memecahnya.

Jadi bisakah teh hijau digunakan sebagai obat Alzheimer? Erich Wanker, pakar biologi molekuler pada Max-Delbrück-Centrum für Molekulare Medizin (MDC) di Berlin mengatakan, ia awalnya skeptis. Ada banyak publikasi mengenainya, tapi kualitasnya tidak baik. "Ada juga banyak bacaan esoterik yang bagi ilmuwan cukup mengerikan," katanya

Menciptakan molekul seefektif EGCG

Hasil awalnya berasal uji coba dalam tabung reaksi. Untuk melihat apakah bisa ditiru dalam sel hidup percobaan dilanjutkan. Larutan mengandung campuran sel hewan hidup dan protein mengalami salah pelipatan. Sebelumnya protein telah diberi warna, sehingga perubahan akibat teh hijau akan terlihat.

Setelah EGCG diberikan pada larutan, peneliti menunggu 24 jam. Lalu mereka memeriksa perubahan pada protein. Pertama-tama ilmuwan menginvestigasi sampel yang diambil langsung setelah EGCG ditambahkan. Hasilnya menjanjikan.

"EGCG adalah molekul yang fantastis. Efeknya luar biasa. Ini adalah penyusutan nyata dari protein abnormal yang memainkan peran penting dalam penyakit Alzheimer," kata Wanker. Sejauh ini belum ada molekul lain yang diketahui memiliki kemampuan unik ini.

Erich Wanker kini berharap menciptakan molekul yang sama efektifnya dengan EGCG, tetapi lebih kecil dan stabil. Molekul super baru berdasarkan senyawa yang dihasilkan oleh tanaman teh.

Penulis: Birgit Thater (vlz/as)