1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Puluhan Warga Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh

4 Desember 2018

Sebuah kapal motor berpenumpang 20 warga Rohingya terapung selama 15 hari di laut sebelum akhirnya mendarat darurat di Aceh. Mereka sebenarnya hendak menuju Malaysia untuk mencari pekerjaan.

https://p.dw.com/p/39Q10
Asien Malaysia Flüchtlingskrise
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara

Nelayan Aceh kembali menyelamatkan 20 warga Rohingya yang kapalnya ditemukan terapung sekitar 3 kilometer dari pesisir pantai Aceh, pada hari Selasa (04/12). Warga Rohingya, yang mengungsi dari pembantaian etnis yang terjadi di Myanmar tersebut, telah berada di laut selama 15 hari dan dalam kondisi lemah akibat kelaparan.

"Seluruh laki-laki, berusia antara 14 hingga 29 tahun, dalam kondisi lemah akibat kelaparan dan dehidrasi setelah 15 hari perjalanan di laut. Mereka dibawa ke pantai dan diserahkan ke rumah penampungan milik Angkatan Laut di distrik Aceh Timur,” ungkap Syahrial Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur seperti dikutip dari AP.

Mengapa bisa terdampar?

Kapal kayu berukuran 3X12 meter tersebut digiring hingga akhirnya berlabuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kabupaten Aceh Timur.

"Kapal tidak mengalami masalah mesin dan mereka juga memiliki 400 liter bahan bakar di kapal," kata Abdul Musafir,  Pejabat SAR Aceh pada dpa.

Para penumpang beretnis Muslim Rohingya tersebut telah mendapat bantuan makanan dan pakaian. Mereka pun segera mendapat ditangani petugas imigrasi.  Kepada petugas, para penumpang kapal mengaku hendak menuju Malaysia untuk mencari kerja.

"Kami bertanya pada mereka ke mana mereka hendak pergi dan mereka jawab mereka hendak pergi ke Malaysia,” kata Komandan Angkatan Laut di Idi Rayeuk, Razali. "Mungkin karena arus mereka justru akhirnya terdampar di sini,” ungkapnya lebih lanjut seperti dikutip dari AFP.

Kapal Rohingya di Aceh

Satu bulan lalu, di perairan Aceh juga terpantau kapal yang mengangkut etnis Rohingya. Namun, mereka tidak melakukan pendaratan di Aceh. Sementara, April 2018, 80 warga Rohingya yang menaiki kapal kayu juga terdampar di Aceh.

Menurut Organisasi Internasional untuk Mirgasi (IOM), lebih dari 1700 warga Rohingya dilaporkan telah mendarat secara darurat di Aceh dalam perjalanan mereka menuju negara ketiga dalam 10 tahun terakhir. Hingga kini ada sekitar 300 warga Rohingnya yang tinggal di kamp pengungsi di Aceh. Pemerintah Indonesia menerima pencari suaka asal Rohingya tapi biasanya mereka dilarang bekerja dan terkadang tinggal selama bertahun-tahun di tempat imigrasi.

Sejak konflik berujung kekerasaan terjadi di wilayah Rakhine, Myanmar tahun 2012, puluhan ribu warga Rohingya disebutkan mengungsi dan meninggalkan negara tersebut menggunakan kapal menuju Thailand, Malaysia dan Indonesia.

ts/hp (AP,DPA, AFP, kanalaceh.com)