1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Hitam El Bakraoui Bersaudara

24 Maret 2016

Profil pelaku serangan teror Belgia menunjukkan betapa Eropa sedang menghadapi gelombang baru terorisme domestik. Serupa dengan serangan di Paris, pelaku di Brussel memiliki kesamaan, yakni kriminal dan termajinalkan

https://p.dw.com/p/1IIeD
Brüssel Terroranschläge Fahndung Verdächtige Brüder El Bakraoui
Ibrahim dan Khalid el BakraouiFoto: picture-alliance/dpa/Interpol

Pagi masih membeku di Schaerbeek ketika seorang ibu hendak mengantarkan putranya ke sekolah. Tepat pukul 07:30. Sebuah rutinitas pagi yang mengawali jadwal padat Erdine hari itu.

Di salah satu sudut jalan Rue Max Roos ia melihat dua lelaki menyambut taksi yang datang. Sang supir bergegas keluar dan menawarkan diri untuk memasukkan koper penumpang ke dalam bagasi. Mereka menolak. Kedua koper itu terlalu besar. "Tidak. Biarkan saja," tukas salah seorang dari lelaki itu, sembari membopong salah satu koper ke dalam mobil.

Sang ibu pun berlalu tanpa menyadari kedua pria yang ia lihat adalah Ibrahim dan Khalid el Bakraoui. Setengah jam setelah pertemuan tak terduga itu, kedua bersaudara meledakkan diri di bandar udara Zevantem dan stasiun kereta Maelbeek di jantung kota Brussel. Akibatnya 34 Orang tewas dan 270 mengalami luka-luka.

Sisi Gelap Serdadu Tuhan

Ibrahim dan Khalid sejatinya bukan wajah baru di mata kepolisian Belgia. Kedua bersaudara berulangkali terlibat dalam delik kriminalitas, meski tanpa indikasi terorisme. Khalid misalnya pernah terlibat dalam serangkaian delik Curanmor. Ia divonis lima tahun penjara 2011 lalu.

Setahun sebelumnya, Ibrahim dijebloskan ke penjara karena membunuh seorang polisi dengan Kalashnikov dalam sebuah perampokan bersenjata. Ia juga melukai seorang polisi lain. Pengadilan lalu memvonisnya sembilan tahun penjara. Tidak jelas bagaimana kedua pria itu bisa dibebaskan sebelum menyelesaikan masa tahanan.

Belgium: Young Muslims joining the jihad

Kedua bersaudara lalu menghilang dari radar kepolisian. Hingga akhirnya Turki mendeportasi Ibrahim Juni tahun lalu karena kedapatan berusaha masuk ke Suriah. Dalam catatan kepada kepolisian Belgia, pemerintah Turki mengecap Ibrahim sebagai seorang terduga "teroris."

Kebangkitan Terorisme Domestik di Eropa

Bahwa kedua bersaudara El Bakraoui berhubungan dengan pelaku serangan teror di Paris, November, silam, selambatnya disadari kepolisian Belgia sejak bulan Januari. Koneksi Paris-Brussel itu diyakini sebagai sel teror terbesar yang dimiliki Islamic State di Eropa.

Serupa dengan pelaku serangan di Paris, London atau Madrid, hampir semua pelaku memiliki latar belakang sosial yang sama. Yakni generasi kedua/ketiga imigran yang termarjinalkan dari masyarakat, memiliki catatan kriminal dan hidup di wilayah pinggiran atau terpinggirkan.

Karte Infografik Mehrere Explosionen in Brüssel Englisch
Peta serangan teror di ibukota Belgia, Brussel

Beberapa bulan silam Olivier Roy, seorang profesor ilmu politik di Italia, menulis di jurnal Foreign Policy, bahwa teroris domestik bukan mereka yang "gagal berintegrasi," melainkan sekelompok generasi muda muslim yang terjepit antara penduduk pribumi dan kelompok elit Islam Eropa dan memutuskan untuk "memberontak."

Maka terorisme, tulisnya, bukan sebuah ekspresi radikal kaum Muslim, melainkan perlawanan generasi yang dilakukan oleh sekelompok pemuda.

rzn/as (dpa,ap,rtr, foreignpolicy)