1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Teroris Ciputat Bidik Kedutaan Besar dan Rumah Ibadah

3 Januari 2014

Kelompok teroris di Ciputat diyakini tengah merencanakan penyerangan ke sejumlah kedutaan besar dan rumah-rumah ibadah. Salah seorang tersangka malah sudah mempersiapkan diri untuk berjihad di Suriah.

https://p.dw.com/p/1Akg2
Indonesien Anti-Terror-Einheit
Foto: picture-alliance/dpa

Enam terduga teroris yang tewas dalam peristiwa baku tembak di malam pergantian tahun diyakini membidik Kedutaan Besar Amerika Serikat, Myanmar, Gereja dan kuil Buddha. Temuan tersebut diumumkan menyusul sembilan jam pertukaran tembakan di kawasan Ciputat, Selasa (31/12) silam.

Polisi menemukan dokumen tertulis tangan yang mengungkap target serangan kelompok tersebut, kata Boy Rafli Amar, Jurubicara Kepolisian RI. "Angkat senjata kalian pejuang suci! dan bersiaplah menyerang Kedutaan AS," tutur Amar yang membacakan dokumen tersebut selama konfrensi pers. Katanya kelompok itu juga merencanakan aksi bom bunuh diri.

Dokumen itu juga membidik hotel-hotel yang diduga dijadikan markas operasi Dinas Rahasia Amerika Serikat (CIA) dan aparat kepolisian. Selain itu Kepala Kepolisian Indonesia, Sutarman, mengklaim keenam orang tersebut merencanakan membom gereja dan kuil Buddha sebagai bentuk balas dendam terhadap diskriminasi dan kekerasan yang dialami minoritas muslim di Myanmar.

Palsukan Nama buat Jihad di Suriah

Menurut Sutarman, salah seorang terduga teroris di Ciputat, Nurul al-Haq, berniat melancarkan jihad di Suriah. "Ia ingin menjadi bom bunuh diri di sana. Sehingga sudah mempersiapkan paspor dan lain-lain," katanya di hadapan wartawan seperti dilansir kantor berita radio 68H.

Terduga diyakini menggunakan nama palsu untuk membuat paspor. Pasalnya nama Nurul al-Haq sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) yang dirilis kepolisian pasca maraknya penembakan terhadap aparat keamanan di Jakarta.

Keenam terduga teroris dikaitkan dengan pemboman di kuil Buddha, Agustus tahun lalu yang melukai satu orang. Polisi mengklaim, kelompok Ciputat juga berhubungan dengan sel teror pimpinan Abu Roban, tersangka teroris yang tewas dalam pengerebekan pada pertengahan 2013.

Terorisme Internasional di Indonesia

Kepala Kepolisian Sutarman mengatakan penangkapan teroris awal tahun ini telah mencegah masuknya dana dari jaringan teroris internasional. Ia menduga, aksi teror di Indonesia sering dibiayai dengan dana asing. Selain itu Sutarman menuding, kelompok Ciputat melakukan perampokan untuk membiayai operasi di Jakarta.

"Dana (asing -red) itu bisa kita kurangi, sehingga anggarannya didapat dari merampok," kata Sutarman. Menurutnya, pandangan menghalalkan perampokan guna kepentingan mulia berasal dari bekas gembong teroris, Abu Bakar al-Basyir. "Itu ajarannya dari mana?" tukasnya.

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluhkan lemahnya hukum di Indonesia membuat tanah air sering dijadikan tempat pelarian oleh teroris-teroris internasional, terutama dari "Malaysia, yang banyak lari ke sini karena hukum kita lembek," kata Kepala BNPT Ansyaad Mbai kepada harian online Detik.

rzn/hp (afp, rtr)