1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tersangka Pembuat Video Eksekusi Saddam Ditangkap

4 Januari 2007

Dua penjaga di ruang eksekusi diinterogasi.

https://p.dw.com/p/CIwI
Barzan al-Tikrit dan Awad al-Bandar, menunggu giliran dieksekusi
Barzan al-Tikrit dan Awad al-Bandar, menunggu giliran dieksekusiFoto: AP

Irak menahan dua petugas dari Kementrian kehakiman atas dugaan merekam secara diam-diam eksekusi terhadap Saddam Hussein dan menyebarluaskannya lewat internet.

Mereka hadir sebagai penjaga keamanan, saat Saddam menjalani hukuman gantung. Keduanya ditangkap untuk diinterogasi, namun sejauh ini belum ada dakwaan terhadap mereka. Demikian keterangan Sami al-Askari, anggota parlemen dari Syiah yang juga hadir dalam eksekusi mantan presiden itu.

Sementara itu pemerintah Irak menunda pelaksanaan hukuman gantung bagi dua pendukung setia Saddam, yang juga dijatuhi hukuman mati.

Barzan Ibrahim al-Tikrit, saudara tiri Saddam dan mantan kepala dinas rahasia Irak, dan Awad Ahmed al-Bandar, mantan kepala pengadilan revolusi, semula akan digantung hari Kamis ini. Bersama Saddam, mereka ditetapkan bersalah atas pembantaian 148 warga Syiah di kota Dujail, tahun 1982.

Sumber di kantor PM Nuri al-Maliki mengatakan, eksekusi ditunda karena tekanan internasional. Sami al-Askari, anggota parlemen dari Syiah meyakini, pelaksanaannya menunggu masa perayaan Idul Qurban selesai. Di Irak, libur resmi hari raya tersebut akan berakhir Sabtu lusa.

Menurut Askari, ada pandangan dari sejumlah anggota pemerintahan agar kedua orang itu digantung setelah pengadilah menetapkan vonis bagi seorang lagi pendukung setia Saddam.

Taha Yassin Ramadan, mantan wakil presiden Irak, semula divonis seumur hidup, namun belakangan hukuman itu dianggap tidak cukup dan jaksa menuntut agar ia dijatuhi hukuman gantung.

Penundaan eksekusi, juga dipengaruhi oleh beredarnya rekaman video detik-detik terakhir Saddam. Video resmi dari pemerintah Irak, yang dibuat tanpa suara, menimbulkan kesan bahwa hukuman dilakukan sesuai aturan hukum. Namun rekaman video tak resmi yang beredar luas menunjukkan, bahwa Saddam diprovokasi sampai saat ia meregang nyawa.

Dalam rekaman itu terdegnar seorang hadirin mengejek Saddam dengan meneriakkan nama imam radikal Syiah Moqtada al-Sadr, salah satu seteru mantan diktator Irak itu.

Film sepanjang 2,5 menit itu direkam dengan kamera telepon genggam dan menyebar luas dengan cepat lewat internet. Dan, memicu kemarahan di kalangan komunitas Sunni Arab serta kritik dari para pemimpin internasional.

Eksekusi terhadap Saddam dihadiri oleh 14 saksi terpilih. Namun tidak diketahui berapa jumlah pengawal yang ikut hadir. Sebelum eksekusi berlangsung, petugas menyita semua telepon genggam yang dibawa hadirin.

Namun seorang jaksa Irak yang ikut hadir mengatakan, dua saksi memegang ponsel dan secara terang-terangan merekam adegan Saddam digantung.

Harian New York Times menulis, jaksa itu mengatakan, salah satu dari mereka adalah penasehat keamanan Irak, Muaffaq al-Rubaie. Rubaie menyampaikan bantahan.

Muaffaq al-Rubaie: "Ini salah satu tuduhan paling menggelikan yang pernah saya dengar. Rekaman video itu sangat buruk. Itu adalah upaya untuk menodai keseluruhan proses pengadilan. Di ruangan itu ada beberapa orang yang memegang telepon genggam. Tapi saya yakin, diantaranya tidak ada pejabat tinggi pemerintahan yang sudah diperiksa dengan teliti oleh tentara Amerika."

Dalam wawancara dengan sebuah kantor berita, jaksa Irak yang pertama melontarkan tuduhan itu kemudian menerangkan, bahwa ia tidak menuduh ataupun melihat al-Rubaie merekam eksekusi Saddam.