1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Tersangka Teroris Asal Suriah Ditangkap di Berlin

19 November 2019

Tersangka dilaporkan sudah memiliki beberapa zat-zat kimia untuk membuat bom. Penyelidik menjelaskan, cara merakit bom dipertukarkan di sebuah grup Messenger yang dekat dengan kelompok IS.

https://p.dw.com/p/3TIzJ
Deutschland | Bundesanwaltschaft in Karlsruhe
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/U. Anspach

Seorang warga asal Suriah tahun ditangkap di Berlin dengan tuduhan sedang mempersiapkan sebuah serangan teror. Pasukan khusus polisi Jerman dilaporkan sudah mengawasi rumah tersangka selama berbulan-bulan.

Kejaksaan Umum Berlin menuduh tersangka sejak awal tahun 2019 sudah bertukar informasi tentang pembuatan bom dan perakitan senjata di grup messenger Telegram. Kelompok chat yang anggotanya dilaporkan dekat dengan organisasi ISIS diduga bertujuan untuk mempersiapkan serangan teror. Di kelompok chat ini beredar informasi tentang cara membangun bom plastik, bom paket, bom magnet, jebakan pintu dengan bahan peledak serta senjata-senjata seperti kalashnikov dan pistol mesin.

Membeli zat kimia

Menurut Kejaksaan Umum Karlsruhe, yang bertanggung jawab atas kasus-kasus seperti ini, tersangka sudah mulai membeli komponen-komponen dan zat-zat kimia yang dibutuhkan untuk membangun sebuah bom.

Bulan Agustus lalu tersangka yang berusia 26 tahun dilaporkan membeli aseton dan bulan September larutan hidrogen peroksida. Kedua zat kimia ini dibutuhkan untuk membuat bahan peledak Triacetontriperoksida (TATP) yang sangat eksplosif. Di Timur Tengah TATP juga dikenal sebagai bom "ibu dari setan" dan bom semacam ini antara lain digunakan dalam serangan-serangan teror di Paris tahun 2015.

Bom yang dilaporkan sedang dirakit warga Suriah yang ditangkap di Berlin ini "akan diledakkan di sebuah tempat dan pada waktu yang belum diketahui detilnya, untuk membunuh atau melukai sebanyak mungkin orang," demikian keterangan Kejaksaan Umum Karlsruhe.

Sejumlah serangan berhasil dihindari

Sejak serangan teror terbesar di Jerman, dimana sebuah truk menabrak sebuah pasar natal di Berlin pada tahun 2016 dengan 12 korban tewas dan lebih dari 50 luka-luka, penyelidik Jerman telah berulang kali menggagalkan dugaan rencana serangan teror.

Di Hamburg bulan Oktober lalu dimulai proses pengadilan atas tiga warga Irak dengan tuduhan serangan teror. Di Düsseldorf sejak bulan Juni berjalan proses pengadilan atas seorang warga Tunisia dan istri Jermannya, yang bersama-sama diduga memiliki risin yang sangat beracun untuk rencana serangan.

Serangan-serangan mematikan terakhir yang tidak bisa dihindari oleh badan keamanan Jerman adalah pembunuhan politisi Partai CDU Walter Lübcke dan juga serangan atas sebuah sinagoga di kota Halle pada bulan Oktober. Kedua serangan ini diduga dilakukan oleh pendukung ideologi ekstrem kanan atau antisemit.

ag/vlz (dpa,afp,rtr)